Contoh Metode Penelitian di Kebidanan

Berikut ini adalah Contoh Metode Penelitian di Kebidanan yang bisa anda jadikan acuan dalam menyusun KTI Kebidanan.

Penelitian deskritif adalah penelitian yang bertujuan untuk melakukan memberikan gambaran fenomena yang ditemukan, baik yang berupa faktor resiko maupun efek atau hasil. Penelitian Kuantitatif adalah penelitian yang tujuan, pendekatan, subyek, sampel, sumber data sudah mantap dan rinci sejak awal, segala sesuatu direncanakan sampai matang ketika persiapan disusun.

Metode penelitian dengan desain penelitian analitik yaitu penelitian yang hasilnya sudah tidak hanya berhenti pada taraf menguraikan atau pendiskripsian, akan tetapi berlanjut sampai pada taraf pengambilan kesimpulan yang berlaku secara umum serta menerangkan hubungan sebab akibat dan biasanya sudah ada hipotesisnya (Mochammad Arif Tq., 2003).

Retrospektif menunjukan bahwa penelitian bersifat backward looking atau melihat ke belakang (Machfoedz, 2005), atau juga dapat diartikan bahwa penelitian ini menggali dan menjelaskan data-data pada masa lampau (Arief, 2003)

Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang tujuan, pendekatan, subyek, sampel, sumber data sudah mantap dan rinci sejak awal, segala sesuatu direncanakan sampai matang ketika persiapan disusun

Pendekatan cross sectional yaitu tiap subyek hanya di observasi satu kali saja dan pengukuran variabel subyek dilakukan pada saat pemeriksaan tersebut (Suharsimi, 2002).
Pendekatan cross sectional yaitu tiap subyek hanya di observasi satu kali saja dan pengukuran variabel subyek dilakukan pada saat pemeriksaan tersebut (Arikunto, 2002)

Proses penelitian dengan menggunakan metode observasional dengan pendekatan prospektif. maksudnya adalah peneliti melakukan pengamatan dari sample penelitian dan mengumpulkan data dengan cara melakukan wawancara terhadap sample dalam waktu tiga bulan ke depan.

Ibu Hamil Tak Harus Ngemil

Porsi makan wanita berbadan dua alias sedang mengandung biasanya lebih besar daripada wanita berbadan satu. Mestinya memang bukan asal makan, melainkan memperhatikan mutu dan komposisi zat-zat gizi yang terkandung dalam makanannya. Ibu hamil tak harus ngemil, cukup mengikuti pola konsumsi seperti sajian berikut ini.

Kehamilan merupakan saat yang membahagiakan karena akan ada anggota baru di dalam sebuah keluarga. Karena itu, kerap kali ibu yang sedang hamil dianjurkan untuk menyantap makanan dalam porsi yang berlebih. Artinya, makan lebih banyak dibandingkan dengan ketika belum mengandung. Alasannya, ibu hamil tidak hanya makan untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk janin dalam kandungannya.

Betul sekali. Namun, sebenarnya, penekanan pada jumlah atau kuantitas itu kurang tepat. Yang lebih ditekankan mestinya kualitas ataupun komposisi zat-zat gizi, sebab faktor ini lebih efektif dan fungsional untuk kesehatan ibu maupun pertumbuhan janinnya.
Setiap tahap berbeda
Pada setiap tahap kehamilan, seorang ibu hamil membutuhkan makanan dengan kandungan zat-zat gizi yang berbeda dan disesuaikan dengan kondisi tubuh dan perkembangan janin.

Masa kehamilan ibu dibagi dalam tiga tahapan atau trimester. Trimester pertama, saat kehamilan mencapai usia 1 - 3 bulan, adalah masa penyesuaian tubuh ibu terhadap awal kehamilannya. Karena pada tiga bulan pertama ini pertumbuhan janin masih lambat, penambahan kebutuhan zat-zat gizinya pun masih relatif kecil.
Pada tahap ini ibu hamil memasuki masa anabolisme yaitu masa untuk menyimpan zat gizi sebanyak-banyaknya dari makanan yang disantap setiap hari untuk cadangan persediaan pada trimester berikutnya. Dalam keadaaan ini biasanya ibu hamil mengalami mual, muntah-muntah, dan tidak berselera makan, sehingga asupan makanan perlu diatur. Makanan sebaiknya diberikan dalam bentuk kering, porsi kecil, dan frekuensi pemberian yang sering. Jika diperlukan, bisa juga mengkonsumsi suplemen vitamin dan mineral untuk menunjang pertumbuhan janin. Namun, hal itu perlu konsultasi dengan dokter atau ahli gizi terlebih dahulu.
Memasuki trimester kedua, saat kehamilan berusia 4 - 6 bulan, janin mulai tumbuh pesat dibandingkan dengan sebelumnya. Kecepatan pertumbuhan itu mencapai 10 gram per hari. Tubuh ibu juga mengalami perubahan dan adaptasi, misalnya pembesaran payudara dan mulai berfungsinya rahim serta plasenta. Untuk itu, peningkatan kualitas gizi sangat penting karena pada tahap ini ibu mulai menyimpan lemak dan zat gizi lainnya untuk cadangan sebagai bahan pembentuk ASI (air susu ibu) saat menyusui nanti.
Sedangkan pada tahap terakhir atau trimester ketiga, ketika usia kehamilan mencapai 7 - 9 bulan, dibutuhkan vitamin dan mineral untuk mendukung pesatnya pertumbuhan janin dan pembentukan otak. Kebutuhan energi janin didapat dari cadangan energi yang disimpan ibu selama tahap sebelumnya.
Dengan kondisi semacam itu, pola konsumsi ibu hamil tetap mengacu pada formula "4 sehat 5 sempurna", yang diyakini para ahli gizi mengandung tiga golongan utama makanan yang sangat diperlukan oleh tubuh. Yaitu sumber zat tenaga yang didapat dari makanan sumber karbohidrat dan lemak seperti padi-padian, kentang, umbi-umbian, jagung, sagu, tepung-tepungan, roti, mi, minyak, mentega; sumber zat pembangun berasal dari konsumsi protein seperti telur, daging, tahu, tempe, ikan, dan kacang-kacangan; kemudian sumber zat pengatur yang berasal dari vitamin dan mineral didapat dari sayuran dan buah-buahan.
Untuk memenuhi ketiga unsur gizi penting itu, ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi bahan makanan secara proporsional yang meliputi padi-padian atau serelia, kacang-kacangan, daging, ikan, telur, sayur, buah, susu, dan lemak.
Pedoman menu
Berikut ini pedoman untuk menyusun menu bagi ibu hamil:
  1. Makan dua kali lebih dari biasanya, bukan hanya dalam jumlah porsi, namun lebih ditekankan pada mutu zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsi.
  2. Makanan dapat diberikan 4 - 6 kali waktu makan sesuai dengan kemampuan ibu. Jangan memaksa untuk menghabiskan makanan yang tersaji jika merasa mual, pusing, dan ingin muntah.
  3. Batasi konsumsi makanan berlemak tinggi dan yang merangsang seperti cabe, makanan bergas seperti nangka, nanas dan durian, serta yang beralkohol semacam tape.
  4. Usahakan mengkonsumsi makanan dalam komposisi seimbang, dengan susunan yang meliputi 2 piring nasi @ 250 g, 90 g daging atau ikan, sebutir telur, 60 g kacang-kacangan, 3 porsi sayur @ 100 g, 2 porsi buah-buahan @ 100 g, segelas susu atau yoghurt, atau seiris keju sebagai ganti serta 1 sdm minyak atau lemak.
  5. Berikan minum 1/2 jam sehabis makan. Perbanyak minum air putih, sari buah seperti air jeruk, air tomat, sari wortel, air rebusan kacang hijau sebagai pengganti cairan yang keluar, karena ibu hamil lebih banyak berkeringat dan sering buang air kecil karena kandung kemih yang terdesak oleh pertumbuhan janin. Penting untuk menghindari minuman berkafein seperti kopi, coklat, dan soft drink (minuman ringan) pemicu hipertensi.
  6. Hindari konsumsi bahan makanan olahan pabrik yang diberi pengawet dan pewarna yang dimasukkan ke dalam bahan pangan, karena dapat membahayakan kesehatan dan pertumbuhan janin, yang sering dihubungkan dengan cacat bawaaan dan kelainan bayi saat lahir. Waspadai tulisan pada kemasan seperti amaranth, potassium nitrit, sodium nitrit, sodium nitrat, formalin, boraks, sianida, rodhamin B, dsb.
  7. Hindari makanan berkalori tinggi dan banyak mengandung gula serta lemak namun rendah kandungan zat gizi, makanan siap saji, makanan kecil, coklat, karena akan mengakibatkan mual dan muntah.
  8. Bagi ibu yang hamil muda, konsumsilah makanan dalam bentuk kering, porsi kecil dan frekuensi sering, misalnya biskuit marie dan jenis-jenis biskuit yang lain, karena biasanya mereka tidak berselera makan.
  9. Hindari konsumsi makanan laut dan daging yang pengolahannya tidak sempurna karena besar risikonya tercemar kuman dan bakteri yang membahayakan. Untuk menghindarinya, masaklah makanan sampai matang benar, dan cuci makanan untuk menjaga kebersihan, terutama buah dan sayuran sampai bersih sebelum dikonsumsi.
  10. Tetap beraktivitas dan bergerak, misalnya dengan jalan santai di pagi hari.
Zat-zat gizi penting
Zat-zat gizi yang perlu mendapat perhatian dalam konsumsi ibu hamil adalah sebagai berikut:
  1. Sumber tenaga, digunakan untuk tumbuh kembang janin dan proses perubahan biologis yang terjadi dalam tubuh yang meliputi, pembentukan sel-sel baru, pemberian makanan dari ibu ke bayi melalui plasenta, serta pembentukan enzim dan hormon penunjang pertumbuhan janin. Kekurangan energi dalam asupan makanan yang dikonsumsi menyebabkan tidak tercapainya penambahan berat badan ideal dari ibu hamil yaitu sekitar 11 - 14 kg. Kekurangan itu akan diambil dari persediaan protein yang dipecah menjadi energi.
  2. Protein, diperlukan sebagai pembentuk jaringan baru janin. Kekurangan asupan protein dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan janin, keguguran, bayi lahir dengan berat badan kurang, serta tidak optimalnya pertumbuhan jaringan tubuh dan jaringan pembentuk otak.
  3. Vitamin, dibutuhkan untuk memperlancar proses biologis yang berlangsung dalam tubuh ibu dan janin. Misalnya, vitamin A diperlukan untuk pertumbuhan, vitamin B1 dan B2 sebagai penghasil energi, vitamin B6 sebagai pengatur pemakaian protein tubuh, vitamin B12 membantu kelancaran pembentukan sel-sel darah merah. Vitamin C membantu penyerapan zat besi guna mencegah anemia, dan vitamin D untuk membantu penyerapan kalsium.
  4. Mineral, antara lain :
  • Kalsium, digunakan untuk menunjang pembentukan tulang dan gigi serta persendian janin. Jika ibu hamil kekurangan kalsium, maka kebutuhan kalsium akan diambilkan dari cadangan kalsium pada tulang ibu. Ini akan mengakibatkan tulang keropos atau osteoporosis. Untuk itu, si ibu perlu mengkonsumsi susu, telur, keju, kacang-kacangan, atau tablet kalsium yang dapat diperoleh saat periksa ke Puskesmas atau klinik.
  • Zat besi, erat berkaitan dengan anemia atau kekurangan sel darah merah sebagai adaptasi adanya perubahan fisiologis selama kehamilan, yang disebabkan oleh :
o Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin.
o Kurangnya asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi sehari-hari.
o Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi pada wanita, sehingga tidak mampu menyuplai kebutuhan zat besi dan mengembalikan persediaan darah yang hilang akibat persalinan sebelumnya.

Wanita hamil cenderung terkena anemia pada tiga bulan terakhir kehamilannya karena pada masa ini, janin menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri sebagai persediaan bulan pertama sesudah lahir. Penanganannya, pertama, menggunakan terapi obat dengan memberikan tablet zat besi (ferosulfat) 30 - 60 mg per hari, tergantung pada berat ringannya anemia. Kedua, terapi diet dengan meningkatkan konsumsi bahan makanan tinggi besi seperti susu, daging, dan sayuran hijau.

(Trisno Haryanto, ahli gizi dan dietetik, lulusan Akademi Gizi, Malang)

Tanda Tanda Kehamilan

Mungkin sudah banyak dari rekan rekan blogger yang tahu apa itu hamil/mengandung, namun tidak sedikit pula yang tidak tahu atau kurang paham tentang tanda tanda kehamilan. Yang saya maksudkan dengan tanda-tanda kehamilan disini yaitu apa apa saja yang dialami seorang wanita saat hamil atau menjelang akan hamil.
Untuk mengatakan seorang wanita itu hamil, maka perlu dilakukan kajian terlebih dahulu terhadap data subyektif dan obyektif yang ditemukan pada wanita tersebut. Data subyektif artinya segala sesuatu yng dirasakan atau dialami oleh wanita yang sedang hamil atau sering dsebut dengan gejala kehamilan sedangkan data obyektif adalah segala
hal yang bisa diamati oleh orang lain pada diri seorang wanita yang sedang hamil atau sering diistilahkan dengan tanda kehamilan. Tanda kehamilan sendiri dibagi lagi menjadi tanda kehamilan tidak pasti dan tanda kehamilan pasti.

Gejala Kehamilan Tidak Pasti :
  • Tidak haid adalah gejala pertama yang dirasakan oleh seorang wanita yang menyadari kalau dirinya sedang hamil. Penting untuk dicatat tanggal hari pertama haid terakhir guna menentukan usia kehamilan dan memperkirakan tanggal kelahiran. Rumus sederhana menentukan tanggal kelahiran yaitu tanggal ditambah 7 sedangkan bulan dikurangi 3, dihitung dari tanggal pertama haid terakhir.
  • Mual dengan diikuti muntah ataupun tidak sering terjadi pada bulan bulan pertama kehamilan. Mengidam atau menginginkan sesuatu baik itu makanan, minuman atau hal hal yang lain.
  • Gangguan buang air besar karena pengaruh hormonal.
  • Sering kencing terutama bila kehamilan sudah besar.
  • Kadang kadang wanita hamil bisa pingsan di keramaian terutama pada bulan bulan awal kehamilan.
  • Tidak ada nafsu makan, mungkin ada hubungannya dengan mual mual di atas.

Tanda Kehamilan Tidak Pasti :
  • Perubahan warna kulit menjadi lebih gelap dari sebelumnya yang kira kira terjadi diatas minggu ke 12 kehamilan.
  • Keputihan atau keluarnya cairan berlebihan dari vagina karena pengaruh hormonal.
  • Gusi bengkak terutama pada bulan bulan pertama kehamilan.
  • Perubahan payudara menjadi lebih tegang dan membesar.
  • Pembesaran perut terutama tampak jelas setelah kehamilan 14 minggu.
  • Tes kehamilan memberikan hasil positif.
Tanda Pasti Kehamilan :
  • Pada perabaan di bagian perut dirasakan adanya janin serta gerak janin.
  • Bila didengarkan menggunakan alat Doppler maka akan terdengar detak jantung janin.
  • Pada pemeriksaan USG dilihat gambaran janin.
  • Pada pemeriksaan rontgen terlihat gambaran rangka janin.

Barangkali rekan rekan masih bingung, mengapa disebut gejala atau tanda kehamilan tidak pasti, hal tersebut karena pada wanita yang mempunyai gejala atau tanda tanda kehamilan tidak pasti diatas masih ada kemungkinan mengalami kelainan lain yang memberikan gejala atau tanda yang sama. Misalnya pada wanita dengan pseudosiesis (wanita yang sangat menginginkan hamil) maka gejala gejala hamil diatas juga akan ia
rasakan, walau sebenarnya wanita tersebut tidak hamil.

sumber: http://fk-unsyiah.forumotion.com/artikel-f39/tanda-tanda-kehamilan-t138.htm#238

Lingkup Praktek Kebidanan

Sebenarnya apa saya yang menjadi Lingkup Praktek Kebidanan?
Lingkup Praktek Kebidanan Meliputi : Asuhan mandiri / otonomi pada anak wanita, remaja putri & wanita dewasa sebelum & selama kehamilan & selanjutnya

Bidan memberikan pengawasan, asuhan & nasehat wanita selama hamil, bersalin , nifas
Bidan menolong persalinan atas tanggungjawabnya sendiri & merawat bayi baru lahir

Asuhan Kebidanan berupa :
Pengawasan pelayanan kesehatan masyarakat di posyandu
Penyuluhan & pendidikan kesehatan pada ibu, keluarga & masyarakat termasuk persiapan menjadi orang tua, menentukan kb, deteksi kondisi abnormal pada ibu & bayi, konsultasi atau rujukan, pertolongan kegawatdaruratan primer & sekunder saat tidak ada medis

Praktek kebidanan dilakukan dalam sistem pelayanan kesehatan yang berorientasi pada masyarakat, dokter, perawat, dokter spesialis, pusat-pusat rujukan pengorganisasian praktek asuhan kebidanan

Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan untuk mewujudkan kesehatan keluarga NKKBS
Pelayanan kebidanan merupakan layanan yang diberikan oleh bidan dengan kewenangan menaikkan kesehatan ibu & anak NKKBS
Sasaran pelayayanan kebidanan: individu, keluarga & masyarakat yang meliputi : upaya, pencegahan, penyembuhan & pemulihan

Layanan kebidanan dibedakan
Layanan kebidanan primer
Layanan bidan yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab bidan
Layanan kebidanan kolaborasi
Layanan yang dilakukan bidan sebagai anggota tim, kegiatan dilakukan bersamaan / sebagai salah satu urutan dari proses kegiatan pelayanan kesehatan.

Layanan kebidanan rujukan
Layanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan ke system yang lebih tinggi atau sebaliknya
Layanan yang dilakukan oleh ke tempat pelayanan kesehatan yang lain secara horisontal maupun vertikal atau ke profesi kesehatan lain.

Konseptual Model Asuhan Kebidanan

Bagaimanakan model Konseptual Asuhan Keperawatan?

PENGERTIAN

adalah suatu bentuk pedoman/acuan yang merupakan kerangka kerja seorang bidan dalam memberikan asuhan kebidanan
dipengaruhi oleh filosofi yang dianut bidan (filosofi asuhan kebidanan)
Meliputi unsur-unsur yang terdapat dalam paradigma kesehatan (manusia-perilaku, lingkungan & pelayanan kesehatan)

MACAM-MACAM MODEL ASUHAN KEBIDANAN
Medical Model
Merupakan fondasi dari praktek-praktek kebidanan yg sudah meresap di masyarakat
Meliputi proses penyakit, pemberian tindakan, dan komplikasi dari penyakit/tindakan
Konsekuensi, jika medical model digunakan dalam praktek kebidanan:


Model Sehat untuk Semua (Health For All)
Diproklamirkan oleh WHO sejak th 1978
Fokus pada wanita, keluarga, dan masyarakat
Pelaksanan adalah bidan di komunitas
5 tema dalam HFA:
Mengurangi kesenjangan dalam kesehatan
Bentuk Yankes. Adalah kesehatan & pencegahan penyakit
Partisipasi masyarakat
Adanya kerjasama antar tim kesehatan
Berfokus pada Yankes. Primer
Model HFA dan definisi PHC 5 konsep WHO 1998:
Yankes bagi masyarakat secara keseluruhan sesuai kebutuhan
Yankes meliputi promotif, prefentif, curative & rehabilitatif
Yankes harus efektif & dapat diterima secara cultural
Masyarakat terlibat dalam yankes
Adanya kolaborasi linsek
Model partisipasi
Adalah adanya partisipasi ibu dalam interaksinya dengan bidan pada tingkat individual maupun tingkat masyarakat
Kunci aspek partisipasi pasien meliputi:
Bantuan diri : pasien yg aktif terlibat dalam asuhan
Tidak medikalisasi & tidak professional
Demokrasi : keterlibatan pasien dalam decision making

3 tingkatan partisipasi :
Tk I : Menerima pelayanan secara pasif
Tk II : Partisipasi aktif dg rencana2 kes yg jelas mis, bertanya /mengajak diskusi
Tk III : berpartisipasi dalam pelaksanaan program kesehatan
TK IV : berpartisipasi dalam program pengawasan & evaluasi
Tk V : berpartisipasi dalam perencanaan program
Model Mengkaji Kebutuhan Dalam Praktek Kebidanan
Sesuai filosofi bidan, dengan memandang kenormalan dari bumil, bulin, bufas dll maka mengkaji kebutuhan normal untuk mencegah komplikasi sangat diperlukan.
Model ini membutuhkan :
Pendekatan
Kerjasama antara bidan, ibu dan keluarga
Pertanyaan (untuk mengetahui pengetahuan ibu, apa yg diharapkan dll)
Pemberitahuan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan, rencana tindakan, alternative tindakan dll.
Unit komponen dalam model ini:
Ibu & keluarga (banyak variasi : norma patriakal, single parent, cerai dll)
Konsep kebutuhan (bio-psiko-sosio-kultural& spiritual)
Partnership(kerjasama dengan klien, keluarga maupun tim nakes)
Faktor kedekatan & keterbukaan (menghasilkan pengetahuan & keterampilan, pengharapan, kepercayaan, & perekanan)
Model Menolong Bagi Bidan Di Ruang Kebidanan
Pemberian informasi (dengan komunikasi yg baik)
Pemberian pilihan & control (dilibibatkan dalam decision making)
Penerimaan klien saat bersalin (komunikasi yg baik)
Kesadaran diri sendiri (kekuatan & kelemahan)
Model Sistem Maternitas Di Komunitas
Bidan yg memberikan asuhan di komunitas akan melakukan rujukan bila menemukan adanya masalah, dan akan melanjutkan asuhannya setelah dikirim kembali ke bidan.

MACAM-MACAM ASUHAN KEBIDANAN
Asuhan kebidanan pada ibu hamil
Asuhan kebidanan pada ibu bersalin
Asuhan kebidanan pada ibu nifas
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
Asuhan kebidanan pada neonatus & balita (sehat/sakit)
Asuhan kebidanan pada pelayanan KB
Asuhan kebidanan pada gangguan system reproduksi

KESIMPULAN
Dengan memahami berbagai model asuhan kebidanan diatas, diharapkan dapat membantu bidan dalam memberiksn asuhan kebidanan kepada kliennya.
Mungkin diperlukan kombinasi dalam prakteknya, sehingga sesuai dengan filosofi asuhan kebidanan.

Paradigma Sehat : Membina Penduduk SDM Yang Sehat

Pengertian dan Macam-macam Letak Sungsang

Letak Sungsang ialah keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bawah cavum uteri


Letak bokong murni
Merupakan presentasi bokong murni atau frank breech bokong saja yang menjadi bagian depan sedangkan kedua tungkai lurus keatas.

Letak bokong kaki atau presentasi bokong kaki
Disamping bokong teraba kaki dalam bahasa inggris disebut complete breech atau letak bokong kaki sempurna atau tidak sempurna kalau disamping bokong teraba kedua kaki atau satu kaki saja

Letak kaki dan letak lutut
Keduanya dalam bahasa Inggris disebut incomplete breech, tergantung pada terabanya kedua kaki atau lutut atau hanya teraba satu kaki atau lutut disebut kaki atau lutut sempurna dan letak kaki atau lutut tidak sempurna. Dari letak-letak ini letak bokong murni paling sering dijumpai. Punggung biasanya teraba dikiri depan. Frekuensi letak sungsang lebih tinggi pada kehamilan muda dibandingkan dengan kehamilan aterm dan lebih banyak pada multigravida daripada primigravida.
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan dalam uterus. Pada kehamilan kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa.
Dengan demikian janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang atau letak lintang.
Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban relatif berkurang karena bokong dengan kedua tungkai yang terlipat lebih besar dari pada kepala, maka bokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih luas disegmen bawah uterus. Dengan demikia dapat dimengerti mengapa pada kehamilan belum cukup bulan janin sebagian besar ditemukan dalam presentasi kepala.

Factor-faktor lain yang memegang peranan dalam terjadinya letak sungsang diantaranya ialah :
  1. Prematuritas, karena bentuk rahim relatif kurang lonjong, air ketuban masih banyak dan kepala anak belum relatif besar.
  2. Hydramnion, karena anak mudah bergerak.
  3. Plasenta previa, karena menghalangi turunya kepala kedalam pintu atas panggul.Bentuk rahim yang abnormal seperti uterus bicornis.
  4. Panggul sempit, walaupun panggul sempit sebagai sebab letak sungsang masih disangsikan oleh berbagai penulis.
  5. Kelainan bentuk kepala : Hydrocephalus, Anencephalus, karena kepala kurang sesuai dengan bentuk PAP.
  6. Hamil kembar.
  7. Kelainan uterus : myoma uteri, uterus bicornis.
Sarwono Prawirohardjo, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Penerbit JNPKKR POGI, Jakarta, 2001.

Dukungan Fisik Dan Psikologis Ibu Dalam Proses Persalinan

Bagaimana Dukungan Fisik Dan Psikologis Ibu Dalam Proses Persalinan yang dapat kita lakukan?

Setiap ibu yang akan memasuki masa persalinan maka akan muncul perasaan takut, khawatir, ataupun cemas terutama pada ibu primipara.

Perasaan takut dapat meningkatkan nyeri, otot-otot menjadi tegang dan ibu menjadi cepat lelah yang pada akhirnya akan menghambat proses persalinan.

Bidan adalah orang yang diharapkan ibu sebagai pendamping persalinan yang dapat diandalkan serta mampu memeberikan dukungan, bimbingan dan pertolongan persalinan.

Asuhan yang sifatnya mendukung selama persalinan merupakan suatu standar pelayanan kebidanan. Asuhan yang mendukung berarti bersifat aktif dan ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung. Jika seorang bidan sedang sibuk, maka ia harus memastikan bahwa ada seorang pendukung yang hadir dan memantu wanita yang sedang dalam persalinan.


Dukungan dapat diberikan oleh orang-orang terdekat pasien (suami, keluarga, teman, perawat, bidan maupun dokter). Pendamping persalinan hendaknya orang yang sudah terlibat sejak dalam kelas-kelas antenatal. Mereka dapat membuat laporan tentang kemajuan ibu dan secara terus menerus memonitor kemajuan persalinan.
  1. Bidan harus mampu memberikan perasaan kehadiran:
  2. Selama bersama pasien, bidan harus konsentrasi penuh untuk mendengarkan dan melakukan observasi.
  3. Membuat kontak fisik : mencuci muka pasien, menggosok punggung dan memegang tangan pasien dll.
  4. Menempatkan pasien dalam keadaan yakin (bidan bersikap tenang dan bisa menenangkan pasien).
Ada lima kebutuhan dasar bagi wanita dalam persalinan menurut Lesser & Keane ialah:
  • Asuhan fisik dan psikologis
  • Kehadiran seorang pendamping secara terus menerus
  • Pengurangan rasa sakit
  • Penerimaaan atas sikap dan perilakunya
  • Informasi dan kepastian tentang hasil persalinan yang aman.
Hasil penelitian (RCT) telah memperlihatkan efektifnya dukungan fisik, emosional dan psikologie selama persalinan dan kelahiran. Dalam Cochrane Database, suatu kajian ulang sistematik dari 14 percobaan-percobaan yang melibatkan 5000 wanita memperlihatkan bahwa kehadiran seorang pendamping secara terus menerus selama persalinan dan kelahiran akan menghasilkan:
  • Kelahiran dengan tindakan (forceps, vacuum maupun seksio sesaria) menjadi berkurang
  • APGAR Score <7>
  • Lamanya persalinan menjadi semakin pendek
  • Kepuasan ibu yang semakin besar dalam pengalaman melahirkan mereka. Metode mengurangi rasa sakit yang diberikan secara terus menerus dalam bentuk dukungan mempunyai keuntungan-keuntungan:
  1. Sederhana
  2. Efektif
  3. Biayanya murah
  4. Resikonya rendah
  5. Membantu kemajuan persalinan
  6. Hasil kelahiran bertambah baik
  7. Bersifat sayang ibu.

Mekanisme Persalinan Normal

Berikut ini adalah langkah-langkah "Mekanisme Persalinan Normal":

1. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, meminta ibu untuk meneran saat ada his bila ia sudah merasa ingin meneran

2. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran, (pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman).

3. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan ynag kuat untuk meneran.
  • Memimpin ibu untuk meneran pada saat timbul his, menyesuaikan pimpinan meneran dengan kec. Lahirnya kepala.
  • Mendukung usaha ibu untuk meneran.
  • Memberi ibu kesempatan istirahat disaat tidak ada his (diantara his).
  • Meminta bantuan keluarga untuk memberi ibu minum saat istirahat.
  • Memeriksa djj setiap kontraksi uterus selesai.

4. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5-6 cm. Memasang handuk bersih untuk mengeringkan janin pada perut ibu. 

5. Mengambil kain bersih meliputi 1/3 bagian dan melekatnya dibawah bokong ibu. 

6. Membuka tutup partus set. 

7. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan. 

8. Saat sub-occiput tampak di bawah simfisis, tangan kanan melindungi rerineum dengan di alas lipatan kain dibawah bokong ibu sementara tangan kiri menahan puncak kepala agar tidak terjadi defleksi yang terlalu cepat saat kepala lahir (minta ibu untuk tidak meneran dengan bernapas pendek-pendek).

9. Mengusapkan kasa/ kain bersih untuk mebersihkan muka janin dari lendir dan darah.

10. Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin. 

11. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara spontan.

12. Setelah kepala janin menghadap paha ibu, tempatkan kedua telapak tangan biparietal kepala janin, tarik secara hati-hati ke arah bawah sampai bahu anterior/ depan lahir, kemudian tarik secara hati-hati keatas sampai bahu posterior/ balik lahir.

13. Setelah bahu lahir, taka menyangga kepala, leher dan bahu janin bagian posterioe dengan posisi ibu jari pada leher dengan (bagian bawah kepala) dan ke 4 jari pada bahu dan dada/ punggung janin sementara tangan kiri memegang lengan dan bahu janin bagian anterior saat badan dan lengan lahir.

14. Setelah badan dan lengan lahir, ta ki menyusuri punggung ke arah bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah (selipkan jari telunjuk ta ki diantara ke 2 lutut janin)

15. Setelah seluruh badan bayi lahir pegang bayi bertumpu pada lengan kanan sedemikian rupa hingga bayi menghadap ke arah penolong. Nilai bayi, kemudian letakkan bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala lebih rendah dari badan.

16. Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali bagian tali pusat.

17. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 2 cm dari umbilikus bayi, melakukan urutan pada tali pusat kearah ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama.

18. Memegang tali pusat diantara 2 klem menggunakan taki, dengan perindungan jari-jari taki, memotong tali pusat diantara ke 2 klem.

19. Mengganti pembungkus bayi dengan kain kering dan bersih, membungkus bayi hingga kepala.

20. Memberikan bayi kepada ibu untuk disusun bila ibu menghendaki.