Tips Posisi Tidur Terbaik Selama Kehamilan

Sebenarnya posisi tidur yang bagaimanakah yang terbaik selama kehamilan?   Pada kehamilan trimester awal dimana perut belum membesar, ibu hamil dapat tidur dan beristirahat dengan berbagai posisi apapun.  Yang penting adalah dapat memberikan rasa nyaman untuk ibu hamil untuk dapat tidur.
Tapi ketika kehamilan selanjutnya ketika perut semakin membesar maka saat tidur andapun mulai tak nyaman lagi, karena perut yang membesar, gerakan bayi dan kram kaki.  Tapi percayalah ini semua mempunyai nilai yang besar dengan hadirnya si kecil nantinya. 

Jadi sebenarnya posisi tidur yang bagaimanakah yang terbaik selama kehamilan? 
Belum ada penelitian lebih lanjut tentang posisi tidur yang aman untuk wanita hamil, tapi para pakar menganjurkan bahwa  setelah kehamilan 16 minggu, sebaiknya ibu hamil tidur dengan POSISI MIRING KE SISI KIRI, karena posisi ini memberi keuntungan untuk bayi anda untuk mendapatkan aliran darah dan nutrisi yang maksimal ke plasenta karena adanya vena besar (vena cava inferior) di bagian belakang sebelah kanan spina yang mengembalikan darah dari tubuh bagian bawah ke jantung. Juga dapat membantu ginjal untuk membuang sisa produk dan cairan dari tubuh ibu sehingga mengurangi pembengkakan pada kaki, pegelangan kaki dan tangan. .
Tips: Untuk tidur dengan posisi miring yang lebih nyaman  anda dapat meletakka  bantal diantara dengkul anda dan satu dipunggung anda. Atau anda dapat membeli bantal tidur khusus ibu hamil.
© Dr.Suririnah-www.infoibu.com

Tips Mengatasi Mual Muntah Saat Hamil Muda (Morning Sickness)

Apa itu Morning sickness ? Morning sickness atau rasa mual dan muntah biasanya terjadi pada masa 3 bulan awal kehamilan (trimester pertama kehamilan).
Setiap wanita hamil akan memiliki tingkat derajat mual yang berbeda-beda, ada yang tidak terlalu merasakan apa-apa, tapi ada juga yang merasa mual dan bahkan ada yang merasa sangat mual dan muntah setiap saat sehingga memerlukan pengobatan (hiperemesis gravidarum).
Ingat setiap wanita hamil spesial dengan karakteristik masing-masing, begitu juga anda!

Beberapa tips untuk membantu anda mengatasi “morning sickness” atau mual-muntah selama awal kehamilan:

• Makan dalam jumlah sedikit tapi sering, jangan makan dalam jumlah atau porsi besar hanya akan membuat anda bertambah mual. Berusahalah makan sewaktu anda dapat makan, dengan porsi kecil tapi sering.

• Makan makanan yang tinggi karbohidrat dan protein yang dapat untuk membantu mengatasi rasa mual anda. Banyak mengkonsumsi buah dan sayuran dan makanan yang tinggi karbohidrat seperti roti, kentang, biscuit, dll

• Di pagi hari sewaktu bangun tidur jangan langsung terburu-buru terbangun, cobalah duduk dahulu dan baru perlahan berdiri bangun. Bila anda merasa sangat mual ketika bangun tidur pagi siapkanlah snak atau biscuit didekat tempat tidur anda, dan anda dapat memakannya dahulu sebelum anda mencoba untuk berdiri.

• Hindari makanan yang berlemak, berminyak dan pedas yang akan memperburuk rasa mual anda.

• Minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi akibat muntah. Minumlah air putih, ataupun juice. Hindari minuman yang mengandung kafein dan karbonat.

• Vitamin kehamilan kadang memperburuk rasa mual, tapi anda tetap memerlukan folat untuk kehamilan anda ini. Bila mual muntah sangat hebat, konsultasikan ke dokter anda sehingga dapat diberikan saran terbaik untuk vitamin yang akan anda konsumsi. Dan dokter anda mungkin akan memberikan obat untuk mual bila memang diperlukan.

• Vitamin B 6 efektif untuk mengurangi rasa mual pada ibu hamil.  Sebaiknya Konsultasikan dahulu dengan dokter anda untuk pemakaiannya.

• Pengobatan Tradisional : Biasanya orang menggunakan jahe dalam mengurangi rasa mual pada berbagai pengobatan tradisional. Penelitian di Australia menyatakan bahwa jahe dapat digunakan sebagai obat tradisional untuk mengatasi rasa mual dan aman untuk ibu dan bayi. Pada beberapa wanita hamil ada yang mengkonsumsi jahe segar atau permen jahe untuk menbantu mengatasi rasa mualnya.

• Istirahat dan relax akan sangat membantu anda mengatasi rasa mual muntah. Karena bila anda stress hanya akan memperburuk rasa mual anda. . Ambilan waktu untuk anda! cobalah beristirahat yang cukup dan santai, dengarkan musik, membaca buku bayi atau majalah kesayangan anda dll. Hadapilah kehamilan anda dengan kebahagian, karena ini adalah anugerahNya.:-)

Ingat! Hubungi dokter anda bila mual-muntah menjadi sangat hebat, sehingga anda tidak dapat makan atau minum apapun juga sehingga dapat menimbulkan kekurangan cairan/dehidrasi. (Hiperemesis gravidarum).

Percayalah Morning sickness atau mual muntah pada kehamilan awal ini akan segera berlalu tanpa anda sadari dan ini akan menjadi salah satu pengalaman menarik selama kehamilan anda---bayangkan saja tentang si kecil yang akan segera hadir membawa sejuta kebahagian.:)

© Dr.Suririnah-www.InfoIbu.com

Contoh Metode Penelitian di Kebidanan

Berikut ini adalah Contoh Metode Penelitian di Kebidanan yang bisa anda jadikan acuan dalam menyusun KTI Kebidanan.

Penelitian deskritif adalah penelitian yang bertujuan untuk melakukan memberikan gambaran fenomena yang ditemukan, baik yang berupa faktor resiko maupun efek atau hasil. Penelitian Kuantitatif adalah penelitian yang tujuan, pendekatan, subyek, sampel, sumber data sudah mantap dan rinci sejak awal, segala sesuatu direncanakan sampai matang ketika persiapan disusun.

Metode penelitian dengan desain penelitian analitik yaitu penelitian yang hasilnya sudah tidak hanya berhenti pada taraf menguraikan atau pendiskripsian, akan tetapi berlanjut sampai pada taraf pengambilan kesimpulan yang berlaku secara umum serta menerangkan hubungan sebab akibat dan biasanya sudah ada hipotesisnya (Mochammad Arif Tq., 2003).

Retrospektif menunjukan bahwa penelitian bersifat backward looking atau melihat ke belakang (Machfoedz, 2005), atau juga dapat diartikan bahwa penelitian ini menggali dan menjelaskan data-data pada masa lampau (Arief, 2003)

Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang tujuan, pendekatan, subyek, sampel, sumber data sudah mantap dan rinci sejak awal, segala sesuatu direncanakan sampai matang ketika persiapan disusun

Pendekatan cross sectional yaitu tiap subyek hanya di observasi satu kali saja dan pengukuran variabel subyek dilakukan pada saat pemeriksaan tersebut (Suharsimi, 2002).
Pendekatan cross sectional yaitu tiap subyek hanya di observasi satu kali saja dan pengukuran variabel subyek dilakukan pada saat pemeriksaan tersebut (Arikunto, 2002)

Proses penelitian dengan menggunakan metode observasional dengan pendekatan prospektif. maksudnya adalah peneliti melakukan pengamatan dari sample penelitian dan mengumpulkan data dengan cara melakukan wawancara terhadap sample dalam waktu tiga bulan ke depan.

Ibu Hamil Tak Harus Ngemil

Porsi makan wanita berbadan dua alias sedang mengandung biasanya lebih besar daripada wanita berbadan satu. Mestinya memang bukan asal makan, melainkan memperhatikan mutu dan komposisi zat-zat gizi yang terkandung dalam makanannya. Ibu hamil tak harus ngemil, cukup mengikuti pola konsumsi seperti sajian berikut ini.

Kehamilan merupakan saat yang membahagiakan karena akan ada anggota baru di dalam sebuah keluarga. Karena itu, kerap kali ibu yang sedang hamil dianjurkan untuk menyantap makanan dalam porsi yang berlebih. Artinya, makan lebih banyak dibandingkan dengan ketika belum mengandung. Alasannya, ibu hamil tidak hanya makan untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk janin dalam kandungannya.

Betul sekali. Namun, sebenarnya, penekanan pada jumlah atau kuantitas itu kurang tepat. Yang lebih ditekankan mestinya kualitas ataupun komposisi zat-zat gizi, sebab faktor ini lebih efektif dan fungsional untuk kesehatan ibu maupun pertumbuhan janinnya.
Setiap tahap berbeda
Pada setiap tahap kehamilan, seorang ibu hamil membutuhkan makanan dengan kandungan zat-zat gizi yang berbeda dan disesuaikan dengan kondisi tubuh dan perkembangan janin.

Masa kehamilan ibu dibagi dalam tiga tahapan atau trimester. Trimester pertama, saat kehamilan mencapai usia 1 - 3 bulan, adalah masa penyesuaian tubuh ibu terhadap awal kehamilannya. Karena pada tiga bulan pertama ini pertumbuhan janin masih lambat, penambahan kebutuhan zat-zat gizinya pun masih relatif kecil.
Pada tahap ini ibu hamil memasuki masa anabolisme yaitu masa untuk menyimpan zat gizi sebanyak-banyaknya dari makanan yang disantap setiap hari untuk cadangan persediaan pada trimester berikutnya. Dalam keadaaan ini biasanya ibu hamil mengalami mual, muntah-muntah, dan tidak berselera makan, sehingga asupan makanan perlu diatur. Makanan sebaiknya diberikan dalam bentuk kering, porsi kecil, dan frekuensi pemberian yang sering. Jika diperlukan, bisa juga mengkonsumsi suplemen vitamin dan mineral untuk menunjang pertumbuhan janin. Namun, hal itu perlu konsultasi dengan dokter atau ahli gizi terlebih dahulu.
Memasuki trimester kedua, saat kehamilan berusia 4 - 6 bulan, janin mulai tumbuh pesat dibandingkan dengan sebelumnya. Kecepatan pertumbuhan itu mencapai 10 gram per hari. Tubuh ibu juga mengalami perubahan dan adaptasi, misalnya pembesaran payudara dan mulai berfungsinya rahim serta plasenta. Untuk itu, peningkatan kualitas gizi sangat penting karena pada tahap ini ibu mulai menyimpan lemak dan zat gizi lainnya untuk cadangan sebagai bahan pembentuk ASI (air susu ibu) saat menyusui nanti.
Sedangkan pada tahap terakhir atau trimester ketiga, ketika usia kehamilan mencapai 7 - 9 bulan, dibutuhkan vitamin dan mineral untuk mendukung pesatnya pertumbuhan janin dan pembentukan otak. Kebutuhan energi janin didapat dari cadangan energi yang disimpan ibu selama tahap sebelumnya.
Dengan kondisi semacam itu, pola konsumsi ibu hamil tetap mengacu pada formula "4 sehat 5 sempurna", yang diyakini para ahli gizi mengandung tiga golongan utama makanan yang sangat diperlukan oleh tubuh. Yaitu sumber zat tenaga yang didapat dari makanan sumber karbohidrat dan lemak seperti padi-padian, kentang, umbi-umbian, jagung, sagu, tepung-tepungan, roti, mi, minyak, mentega; sumber zat pembangun berasal dari konsumsi protein seperti telur, daging, tahu, tempe, ikan, dan kacang-kacangan; kemudian sumber zat pengatur yang berasal dari vitamin dan mineral didapat dari sayuran dan buah-buahan.
Untuk memenuhi ketiga unsur gizi penting itu, ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi bahan makanan secara proporsional yang meliputi padi-padian atau serelia, kacang-kacangan, daging, ikan, telur, sayur, buah, susu, dan lemak.
Pedoman menu
Berikut ini pedoman untuk menyusun menu bagi ibu hamil:
  1. Makan dua kali lebih dari biasanya, bukan hanya dalam jumlah porsi, namun lebih ditekankan pada mutu zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsi.
  2. Makanan dapat diberikan 4 - 6 kali waktu makan sesuai dengan kemampuan ibu. Jangan memaksa untuk menghabiskan makanan yang tersaji jika merasa mual, pusing, dan ingin muntah.
  3. Batasi konsumsi makanan berlemak tinggi dan yang merangsang seperti cabe, makanan bergas seperti nangka, nanas dan durian, serta yang beralkohol semacam tape.
  4. Usahakan mengkonsumsi makanan dalam komposisi seimbang, dengan susunan yang meliputi 2 piring nasi @ 250 g, 90 g daging atau ikan, sebutir telur, 60 g kacang-kacangan, 3 porsi sayur @ 100 g, 2 porsi buah-buahan @ 100 g, segelas susu atau yoghurt, atau seiris keju sebagai ganti serta 1 sdm minyak atau lemak.
  5. Berikan minum 1/2 jam sehabis makan. Perbanyak minum air putih, sari buah seperti air jeruk, air tomat, sari wortel, air rebusan kacang hijau sebagai pengganti cairan yang keluar, karena ibu hamil lebih banyak berkeringat dan sering buang air kecil karena kandung kemih yang terdesak oleh pertumbuhan janin. Penting untuk menghindari minuman berkafein seperti kopi, coklat, dan soft drink (minuman ringan) pemicu hipertensi.
  6. Hindari konsumsi bahan makanan olahan pabrik yang diberi pengawet dan pewarna yang dimasukkan ke dalam bahan pangan, karena dapat membahayakan kesehatan dan pertumbuhan janin, yang sering dihubungkan dengan cacat bawaaan dan kelainan bayi saat lahir. Waspadai tulisan pada kemasan seperti amaranth, potassium nitrit, sodium nitrit, sodium nitrat, formalin, boraks, sianida, rodhamin B, dsb.
  7. Hindari makanan berkalori tinggi dan banyak mengandung gula serta lemak namun rendah kandungan zat gizi, makanan siap saji, makanan kecil, coklat, karena akan mengakibatkan mual dan muntah.
  8. Bagi ibu yang hamil muda, konsumsilah makanan dalam bentuk kering, porsi kecil dan frekuensi sering, misalnya biskuit marie dan jenis-jenis biskuit yang lain, karena biasanya mereka tidak berselera makan.
  9. Hindari konsumsi makanan laut dan daging yang pengolahannya tidak sempurna karena besar risikonya tercemar kuman dan bakteri yang membahayakan. Untuk menghindarinya, masaklah makanan sampai matang benar, dan cuci makanan untuk menjaga kebersihan, terutama buah dan sayuran sampai bersih sebelum dikonsumsi.
  10. Tetap beraktivitas dan bergerak, misalnya dengan jalan santai di pagi hari.
Zat-zat gizi penting
Zat-zat gizi yang perlu mendapat perhatian dalam konsumsi ibu hamil adalah sebagai berikut:
  1. Sumber tenaga, digunakan untuk tumbuh kembang janin dan proses perubahan biologis yang terjadi dalam tubuh yang meliputi, pembentukan sel-sel baru, pemberian makanan dari ibu ke bayi melalui plasenta, serta pembentukan enzim dan hormon penunjang pertumbuhan janin. Kekurangan energi dalam asupan makanan yang dikonsumsi menyebabkan tidak tercapainya penambahan berat badan ideal dari ibu hamil yaitu sekitar 11 - 14 kg. Kekurangan itu akan diambil dari persediaan protein yang dipecah menjadi energi.
  2. Protein, diperlukan sebagai pembentuk jaringan baru janin. Kekurangan asupan protein dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan janin, keguguran, bayi lahir dengan berat badan kurang, serta tidak optimalnya pertumbuhan jaringan tubuh dan jaringan pembentuk otak.
  3. Vitamin, dibutuhkan untuk memperlancar proses biologis yang berlangsung dalam tubuh ibu dan janin. Misalnya, vitamin A diperlukan untuk pertumbuhan, vitamin B1 dan B2 sebagai penghasil energi, vitamin B6 sebagai pengatur pemakaian protein tubuh, vitamin B12 membantu kelancaran pembentukan sel-sel darah merah. Vitamin C membantu penyerapan zat besi guna mencegah anemia, dan vitamin D untuk membantu penyerapan kalsium.
  4. Mineral, antara lain :
  • Kalsium, digunakan untuk menunjang pembentukan tulang dan gigi serta persendian janin. Jika ibu hamil kekurangan kalsium, maka kebutuhan kalsium akan diambilkan dari cadangan kalsium pada tulang ibu. Ini akan mengakibatkan tulang keropos atau osteoporosis. Untuk itu, si ibu perlu mengkonsumsi susu, telur, keju, kacang-kacangan, atau tablet kalsium yang dapat diperoleh saat periksa ke Puskesmas atau klinik.
  • Zat besi, erat berkaitan dengan anemia atau kekurangan sel darah merah sebagai adaptasi adanya perubahan fisiologis selama kehamilan, yang disebabkan oleh :
o Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin.
o Kurangnya asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi sehari-hari.
o Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi pada wanita, sehingga tidak mampu menyuplai kebutuhan zat besi dan mengembalikan persediaan darah yang hilang akibat persalinan sebelumnya.

Wanita hamil cenderung terkena anemia pada tiga bulan terakhir kehamilannya karena pada masa ini, janin menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri sebagai persediaan bulan pertama sesudah lahir. Penanganannya, pertama, menggunakan terapi obat dengan memberikan tablet zat besi (ferosulfat) 30 - 60 mg per hari, tergantung pada berat ringannya anemia. Kedua, terapi diet dengan meningkatkan konsumsi bahan makanan tinggi besi seperti susu, daging, dan sayuran hijau.

(Trisno Haryanto, ahli gizi dan dietetik, lulusan Akademi Gizi, Malang)

Tanda Tanda Kehamilan

Mungkin sudah banyak dari rekan rekan blogger yang tahu apa itu hamil/mengandung, namun tidak sedikit pula yang tidak tahu atau kurang paham tentang tanda tanda kehamilan. Yang saya maksudkan dengan tanda-tanda kehamilan disini yaitu apa apa saja yang dialami seorang wanita saat hamil atau menjelang akan hamil.
Untuk mengatakan seorang wanita itu hamil, maka perlu dilakukan kajian terlebih dahulu terhadap data subyektif dan obyektif yang ditemukan pada wanita tersebut. Data subyektif artinya segala sesuatu yng dirasakan atau dialami oleh wanita yang sedang hamil atau sering dsebut dengan gejala kehamilan sedangkan data obyektif adalah segala
hal yang bisa diamati oleh orang lain pada diri seorang wanita yang sedang hamil atau sering diistilahkan dengan tanda kehamilan. Tanda kehamilan sendiri dibagi lagi menjadi tanda kehamilan tidak pasti dan tanda kehamilan pasti.

Gejala Kehamilan Tidak Pasti :
  • Tidak haid adalah gejala pertama yang dirasakan oleh seorang wanita yang menyadari kalau dirinya sedang hamil. Penting untuk dicatat tanggal hari pertama haid terakhir guna menentukan usia kehamilan dan memperkirakan tanggal kelahiran. Rumus sederhana menentukan tanggal kelahiran yaitu tanggal ditambah 7 sedangkan bulan dikurangi 3, dihitung dari tanggal pertama haid terakhir.
  • Mual dengan diikuti muntah ataupun tidak sering terjadi pada bulan bulan pertama kehamilan. Mengidam atau menginginkan sesuatu baik itu makanan, minuman atau hal hal yang lain.
  • Gangguan buang air besar karena pengaruh hormonal.
  • Sering kencing terutama bila kehamilan sudah besar.
  • Kadang kadang wanita hamil bisa pingsan di keramaian terutama pada bulan bulan awal kehamilan.
  • Tidak ada nafsu makan, mungkin ada hubungannya dengan mual mual di atas.

Tanda Kehamilan Tidak Pasti :
  • Perubahan warna kulit menjadi lebih gelap dari sebelumnya yang kira kira terjadi diatas minggu ke 12 kehamilan.
  • Keputihan atau keluarnya cairan berlebihan dari vagina karena pengaruh hormonal.
  • Gusi bengkak terutama pada bulan bulan pertama kehamilan.
  • Perubahan payudara menjadi lebih tegang dan membesar.
  • Pembesaran perut terutama tampak jelas setelah kehamilan 14 minggu.
  • Tes kehamilan memberikan hasil positif.
Tanda Pasti Kehamilan :
  • Pada perabaan di bagian perut dirasakan adanya janin serta gerak janin.
  • Bila didengarkan menggunakan alat Doppler maka akan terdengar detak jantung janin.
  • Pada pemeriksaan USG dilihat gambaran janin.
  • Pada pemeriksaan rontgen terlihat gambaran rangka janin.

Barangkali rekan rekan masih bingung, mengapa disebut gejala atau tanda kehamilan tidak pasti, hal tersebut karena pada wanita yang mempunyai gejala atau tanda tanda kehamilan tidak pasti diatas masih ada kemungkinan mengalami kelainan lain yang memberikan gejala atau tanda yang sama. Misalnya pada wanita dengan pseudosiesis (wanita yang sangat menginginkan hamil) maka gejala gejala hamil diatas juga akan ia
rasakan, walau sebenarnya wanita tersebut tidak hamil.

sumber: http://fk-unsyiah.forumotion.com/artikel-f39/tanda-tanda-kehamilan-t138.htm#238

Lingkup Praktek Kebidanan

Sebenarnya apa saya yang menjadi Lingkup Praktek Kebidanan?
Lingkup Praktek Kebidanan Meliputi : Asuhan mandiri / otonomi pada anak wanita, remaja putri & wanita dewasa sebelum & selama kehamilan & selanjutnya

Bidan memberikan pengawasan, asuhan & nasehat wanita selama hamil, bersalin , nifas
Bidan menolong persalinan atas tanggungjawabnya sendiri & merawat bayi baru lahir

Asuhan Kebidanan berupa :
Pengawasan pelayanan kesehatan masyarakat di posyandu
Penyuluhan & pendidikan kesehatan pada ibu, keluarga & masyarakat termasuk persiapan menjadi orang tua, menentukan kb, deteksi kondisi abnormal pada ibu & bayi, konsultasi atau rujukan, pertolongan kegawatdaruratan primer & sekunder saat tidak ada medis

Praktek kebidanan dilakukan dalam sistem pelayanan kesehatan yang berorientasi pada masyarakat, dokter, perawat, dokter spesialis, pusat-pusat rujukan pengorganisasian praktek asuhan kebidanan

Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan untuk mewujudkan kesehatan keluarga NKKBS
Pelayanan kebidanan merupakan layanan yang diberikan oleh bidan dengan kewenangan menaikkan kesehatan ibu & anak NKKBS
Sasaran pelayayanan kebidanan: individu, keluarga & masyarakat yang meliputi : upaya, pencegahan, penyembuhan & pemulihan

Layanan kebidanan dibedakan
Layanan kebidanan primer
Layanan bidan yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab bidan
Layanan kebidanan kolaborasi
Layanan yang dilakukan bidan sebagai anggota tim, kegiatan dilakukan bersamaan / sebagai salah satu urutan dari proses kegiatan pelayanan kesehatan.

Layanan kebidanan rujukan
Layanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan ke system yang lebih tinggi atau sebaliknya
Layanan yang dilakukan oleh ke tempat pelayanan kesehatan yang lain secara horisontal maupun vertikal atau ke profesi kesehatan lain.

Konseptual Model Asuhan Kebidanan

Bagaimanakan model Konseptual Asuhan Keperawatan?

PENGERTIAN

adalah suatu bentuk pedoman/acuan yang merupakan kerangka kerja seorang bidan dalam memberikan asuhan kebidanan
dipengaruhi oleh filosofi yang dianut bidan (filosofi asuhan kebidanan)
Meliputi unsur-unsur yang terdapat dalam paradigma kesehatan (manusia-perilaku, lingkungan & pelayanan kesehatan)

MACAM-MACAM MODEL ASUHAN KEBIDANAN
Medical Model
Merupakan fondasi dari praktek-praktek kebidanan yg sudah meresap di masyarakat
Meliputi proses penyakit, pemberian tindakan, dan komplikasi dari penyakit/tindakan
Konsekuensi, jika medical model digunakan dalam praktek kebidanan:


Model Sehat untuk Semua (Health For All)
Diproklamirkan oleh WHO sejak th 1978
Fokus pada wanita, keluarga, dan masyarakat
Pelaksanan adalah bidan di komunitas
5 tema dalam HFA:
Mengurangi kesenjangan dalam kesehatan
Bentuk Yankes. Adalah kesehatan & pencegahan penyakit
Partisipasi masyarakat
Adanya kerjasama antar tim kesehatan
Berfokus pada Yankes. Primer
Model HFA dan definisi PHC 5 konsep WHO 1998:
Yankes bagi masyarakat secara keseluruhan sesuai kebutuhan
Yankes meliputi promotif, prefentif, curative & rehabilitatif
Yankes harus efektif & dapat diterima secara cultural
Masyarakat terlibat dalam yankes
Adanya kolaborasi linsek
Model partisipasi
Adalah adanya partisipasi ibu dalam interaksinya dengan bidan pada tingkat individual maupun tingkat masyarakat
Kunci aspek partisipasi pasien meliputi:
Bantuan diri : pasien yg aktif terlibat dalam asuhan
Tidak medikalisasi & tidak professional
Demokrasi : keterlibatan pasien dalam decision making

3 tingkatan partisipasi :
Tk I : Menerima pelayanan secara pasif
Tk II : Partisipasi aktif dg rencana2 kes yg jelas mis, bertanya /mengajak diskusi
Tk III : berpartisipasi dalam pelaksanaan program kesehatan
TK IV : berpartisipasi dalam program pengawasan & evaluasi
Tk V : berpartisipasi dalam perencanaan program
Model Mengkaji Kebutuhan Dalam Praktek Kebidanan
Sesuai filosofi bidan, dengan memandang kenormalan dari bumil, bulin, bufas dll maka mengkaji kebutuhan normal untuk mencegah komplikasi sangat diperlukan.
Model ini membutuhkan :
Pendekatan
Kerjasama antara bidan, ibu dan keluarga
Pertanyaan (untuk mengetahui pengetahuan ibu, apa yg diharapkan dll)
Pemberitahuan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan, rencana tindakan, alternative tindakan dll.
Unit komponen dalam model ini:
Ibu & keluarga (banyak variasi : norma patriakal, single parent, cerai dll)
Konsep kebutuhan (bio-psiko-sosio-kultural& spiritual)
Partnership(kerjasama dengan klien, keluarga maupun tim nakes)
Faktor kedekatan & keterbukaan (menghasilkan pengetahuan & keterampilan, pengharapan, kepercayaan, & perekanan)
Model Menolong Bagi Bidan Di Ruang Kebidanan
Pemberian informasi (dengan komunikasi yg baik)
Pemberian pilihan & control (dilibibatkan dalam decision making)
Penerimaan klien saat bersalin (komunikasi yg baik)
Kesadaran diri sendiri (kekuatan & kelemahan)
Model Sistem Maternitas Di Komunitas
Bidan yg memberikan asuhan di komunitas akan melakukan rujukan bila menemukan adanya masalah, dan akan melanjutkan asuhannya setelah dikirim kembali ke bidan.

MACAM-MACAM ASUHAN KEBIDANAN
Asuhan kebidanan pada ibu hamil
Asuhan kebidanan pada ibu bersalin
Asuhan kebidanan pada ibu nifas
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
Asuhan kebidanan pada neonatus & balita (sehat/sakit)
Asuhan kebidanan pada pelayanan KB
Asuhan kebidanan pada gangguan system reproduksi

KESIMPULAN
Dengan memahami berbagai model asuhan kebidanan diatas, diharapkan dapat membantu bidan dalam memberiksn asuhan kebidanan kepada kliennya.
Mungkin diperlukan kombinasi dalam prakteknya, sehingga sesuai dengan filosofi asuhan kebidanan.

Paradigma Sehat : Membina Penduduk SDM Yang Sehat

Pengertian dan Macam-macam Letak Sungsang

Letak Sungsang ialah keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bawah cavum uteri


Letak bokong murni
Merupakan presentasi bokong murni atau frank breech bokong saja yang menjadi bagian depan sedangkan kedua tungkai lurus keatas.

Letak bokong kaki atau presentasi bokong kaki
Disamping bokong teraba kaki dalam bahasa inggris disebut complete breech atau letak bokong kaki sempurna atau tidak sempurna kalau disamping bokong teraba kedua kaki atau satu kaki saja

Letak kaki dan letak lutut
Keduanya dalam bahasa Inggris disebut incomplete breech, tergantung pada terabanya kedua kaki atau lutut atau hanya teraba satu kaki atau lutut disebut kaki atau lutut sempurna dan letak kaki atau lutut tidak sempurna. Dari letak-letak ini letak bokong murni paling sering dijumpai. Punggung biasanya teraba dikiri depan. Frekuensi letak sungsang lebih tinggi pada kehamilan muda dibandingkan dengan kehamilan aterm dan lebih banyak pada multigravida daripada primigravida.
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan dalam uterus. Pada kehamilan kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa.
Dengan demikian janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang atau letak lintang.
Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban relatif berkurang karena bokong dengan kedua tungkai yang terlipat lebih besar dari pada kepala, maka bokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih luas disegmen bawah uterus. Dengan demikia dapat dimengerti mengapa pada kehamilan belum cukup bulan janin sebagian besar ditemukan dalam presentasi kepala.

Factor-faktor lain yang memegang peranan dalam terjadinya letak sungsang diantaranya ialah :
  1. Prematuritas, karena bentuk rahim relatif kurang lonjong, air ketuban masih banyak dan kepala anak belum relatif besar.
  2. Hydramnion, karena anak mudah bergerak.
  3. Plasenta previa, karena menghalangi turunya kepala kedalam pintu atas panggul.Bentuk rahim yang abnormal seperti uterus bicornis.
  4. Panggul sempit, walaupun panggul sempit sebagai sebab letak sungsang masih disangsikan oleh berbagai penulis.
  5. Kelainan bentuk kepala : Hydrocephalus, Anencephalus, karena kepala kurang sesuai dengan bentuk PAP.
  6. Hamil kembar.
  7. Kelainan uterus : myoma uteri, uterus bicornis.
Sarwono Prawirohardjo, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Penerbit JNPKKR POGI, Jakarta, 2001.

Dukungan Fisik Dan Psikologis Ibu Dalam Proses Persalinan

Bagaimana Dukungan Fisik Dan Psikologis Ibu Dalam Proses Persalinan yang dapat kita lakukan?

Setiap ibu yang akan memasuki masa persalinan maka akan muncul perasaan takut, khawatir, ataupun cemas terutama pada ibu primipara.

Perasaan takut dapat meningkatkan nyeri, otot-otot menjadi tegang dan ibu menjadi cepat lelah yang pada akhirnya akan menghambat proses persalinan.

Bidan adalah orang yang diharapkan ibu sebagai pendamping persalinan yang dapat diandalkan serta mampu memeberikan dukungan, bimbingan dan pertolongan persalinan.

Asuhan yang sifatnya mendukung selama persalinan merupakan suatu standar pelayanan kebidanan. Asuhan yang mendukung berarti bersifat aktif dan ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung. Jika seorang bidan sedang sibuk, maka ia harus memastikan bahwa ada seorang pendukung yang hadir dan memantu wanita yang sedang dalam persalinan.


Dukungan dapat diberikan oleh orang-orang terdekat pasien (suami, keluarga, teman, perawat, bidan maupun dokter). Pendamping persalinan hendaknya orang yang sudah terlibat sejak dalam kelas-kelas antenatal. Mereka dapat membuat laporan tentang kemajuan ibu dan secara terus menerus memonitor kemajuan persalinan.
  1. Bidan harus mampu memberikan perasaan kehadiran:
  2. Selama bersama pasien, bidan harus konsentrasi penuh untuk mendengarkan dan melakukan observasi.
  3. Membuat kontak fisik : mencuci muka pasien, menggosok punggung dan memegang tangan pasien dll.
  4. Menempatkan pasien dalam keadaan yakin (bidan bersikap tenang dan bisa menenangkan pasien).
Ada lima kebutuhan dasar bagi wanita dalam persalinan menurut Lesser & Keane ialah:
  • Asuhan fisik dan psikologis
  • Kehadiran seorang pendamping secara terus menerus
  • Pengurangan rasa sakit
  • Penerimaaan atas sikap dan perilakunya
  • Informasi dan kepastian tentang hasil persalinan yang aman.
Hasil penelitian (RCT) telah memperlihatkan efektifnya dukungan fisik, emosional dan psikologie selama persalinan dan kelahiran. Dalam Cochrane Database, suatu kajian ulang sistematik dari 14 percobaan-percobaan yang melibatkan 5000 wanita memperlihatkan bahwa kehadiran seorang pendamping secara terus menerus selama persalinan dan kelahiran akan menghasilkan:
  • Kelahiran dengan tindakan (forceps, vacuum maupun seksio sesaria) menjadi berkurang
  • APGAR Score <7>
  • Lamanya persalinan menjadi semakin pendek
  • Kepuasan ibu yang semakin besar dalam pengalaman melahirkan mereka. Metode mengurangi rasa sakit yang diberikan secara terus menerus dalam bentuk dukungan mempunyai keuntungan-keuntungan:
  1. Sederhana
  2. Efektif
  3. Biayanya murah
  4. Resikonya rendah
  5. Membantu kemajuan persalinan
  6. Hasil kelahiran bertambah baik
  7. Bersifat sayang ibu.

Mekanisme Persalinan Normal

Berikut ini adalah langkah-langkah "Mekanisme Persalinan Normal":

1. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, meminta ibu untuk meneran saat ada his bila ia sudah merasa ingin meneran

2. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran, (pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman).

3. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan ynag kuat untuk meneran.
  • Memimpin ibu untuk meneran pada saat timbul his, menyesuaikan pimpinan meneran dengan kec. Lahirnya kepala.
  • Mendukung usaha ibu untuk meneran.
  • Memberi ibu kesempatan istirahat disaat tidak ada his (diantara his).
  • Meminta bantuan keluarga untuk memberi ibu minum saat istirahat.
  • Memeriksa djj setiap kontraksi uterus selesai.

4. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5-6 cm. Memasang handuk bersih untuk mengeringkan janin pada perut ibu. 

5. Mengambil kain bersih meliputi 1/3 bagian dan melekatnya dibawah bokong ibu. 

6. Membuka tutup partus set. 

7. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan. 

8. Saat sub-occiput tampak di bawah simfisis, tangan kanan melindungi rerineum dengan di alas lipatan kain dibawah bokong ibu sementara tangan kiri menahan puncak kepala agar tidak terjadi defleksi yang terlalu cepat saat kepala lahir (minta ibu untuk tidak meneran dengan bernapas pendek-pendek).

9. Mengusapkan kasa/ kain bersih untuk mebersihkan muka janin dari lendir dan darah.

10. Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin. 

11. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara spontan.

12. Setelah kepala janin menghadap paha ibu, tempatkan kedua telapak tangan biparietal kepala janin, tarik secara hati-hati ke arah bawah sampai bahu anterior/ depan lahir, kemudian tarik secara hati-hati keatas sampai bahu posterior/ balik lahir.

13. Setelah bahu lahir, taka menyangga kepala, leher dan bahu janin bagian posterioe dengan posisi ibu jari pada leher dengan (bagian bawah kepala) dan ke 4 jari pada bahu dan dada/ punggung janin sementara tangan kiri memegang lengan dan bahu janin bagian anterior saat badan dan lengan lahir.

14. Setelah badan dan lengan lahir, ta ki menyusuri punggung ke arah bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah (selipkan jari telunjuk ta ki diantara ke 2 lutut janin)

15. Setelah seluruh badan bayi lahir pegang bayi bertumpu pada lengan kanan sedemikian rupa hingga bayi menghadap ke arah penolong. Nilai bayi, kemudian letakkan bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala lebih rendah dari badan.

16. Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali bagian tali pusat.

17. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 2 cm dari umbilikus bayi, melakukan urutan pada tali pusat kearah ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama.

18. Memegang tali pusat diantara 2 klem menggunakan taki, dengan perindungan jari-jari taki, memotong tali pusat diantara ke 2 klem.

19. Mengganti pembungkus bayi dengan kain kering dan bersih, membungkus bayi hingga kepala.

20. Memberikan bayi kepada ibu untuk disusun bila ibu menghendaki.

Kebutuhan Dasar Pada Ibu dalam Proses Persalinan

Kebutuhan Dasar Pada Ibu dalam Proses Persalinan

Setiap ibu yang akan memasuki masa persalinan maka akan muncul perasaan takut, khawatir, ataupun cemas terutama pada ibu primipara. Perasaan takut dapat meningkatkan nyeri, otot-otot menjadi tegang dan ibu menjadi cepat lelah yang pada akhirnya akan menghambat proses persalinan.
Bidan adalah orang yang diharapkan ibu sebagai pendamping persalinan yang dapat diandalkan serta mampu memeberikan dukungan, bimbingan dan pertolongan persalinan.
Asuhan yang sifatnya mendukung selama persalinan merupakan suatu standar pelayanan kebidanan. Asuhan yang mendukung berarti bersifat aktif dan ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung.
Jika seorang bidan sedang sibuk, maka ia harus memastikan bahwa ada seorang pendukung yang hadir dan memantu wanita yang sedang dalam persalinan.
Dukungan dapat diberikan oleh orang-orang terdekat pasien (suami, keluarga, teman, perawat, bidan maupun dokter).
Pendamping persalinan hendaknya orang yang sudah terlibat sejak dalam kelas-kelas antenatal. Mereka dapat membuat laporan tentang kemajuan ibu dan secara terus menerus memonitor kemajuan persalinan.
  1. Bidan harus mampu memberikan perasaan kehadiran:
  2. Selama bersama pasien, bidan harus konsentrasi penuh untuk mendengarkan dan melakukan observasi.
  3. Membuat kontak fisik : mencuci muka pasien, menggosok punggung dan memegang tangan pasien dll.
  4. Menempatkan pasien dalam keadaan yakin (bidan bersikap tenang dan bisa menenangkan pasien).
Ada lima kebutuhan dasar bagi wanita dalam persalinan menurut Lesser & Keane ialah:
• Asuhan fisik dan psikologis
• Kehadiran seorang pendamping secara terus menerus
• Pengurangan rasa sakit
• Penerimaaan atas sikap dan perilakunya
• Informasi dan kepastian tentang hasil persalinan yang aman.

Perubahan Fisiologis dan Psikologis pada Kala I

Perubahan Fisiologis dan psikologis pada kala I
Beberapa perubahan yang terjadi pada masa persalinan, yaitu:

Tekanan Darah
TD meningkat, sistolik rata-rata naik 10-20mmHg, diastolik 5-10mmHg, antara kontraksi TD normal. rasa sakit, cemas, dapat meningkatkan tekanan darah 

Metabolisme
Metabolisme karbohidrat aerob dan anaerob akan meningkat secara berangsur disebabkan oleh kecemasan dan aktivitas otot skeletal. peningkatan ini ditandai adanya peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, kardiak output, pernafasan dan cairan yanghilang.

Suhu tubuh
suhu tubuh sedikit meningkat (tidak lebih dari 0,5-1C) karena peningkatan metabolisme terutama selama dan segera setelah persalinan.

Detak Jantung
Detak jantung akan meningkat cepat selama kontraksi berkaitan juga dengan peningkatan metabolisme. sedangkan antara kontraksi detak jantung mengalami peningkatan sedikit dibanding sebelum persalinan.

Pernafasan
Terjadi peningkatan laju pernafasan berhubungan dengan peningkatan metabolisme. hipeventilasi yang lama dapat menyebabkan alkalosis.

Perubahan pada ginjal
poliuri(jumlah urin lebih dari normal) sering terjadi selama persalinan, disebabkan oleh peningkatan kardiak output, peningkatan filtrasi glomerulus dan peningkatan aliran plasma ginjal. proteinuria dianggap gejala normal selama persalinan

Perubahan Gastro Intastinal
motilitas lambung dan absorbsi makanan padat secara substansial berkurang banyak selama persalian. pengeluaramn getah lambung berkurang, menyebabkan aktivitas pencernaan hampir berhenti dan pengosongan lambung menjadi lambat. cairan tidak berpengaruh dan meninggalkan perut dalam tempo yang biasa. mual dan muntah sering terjadi sampai akhir kala I. 

PerubahanHematologi
hemoglobin meningkat sampai 1,2 gram/100ml selama persalianan dan akan kembali pada tingkat seperti sebelum persalinan sehari setelah pasca persalinan kecuali pada perdarahan postpartum

Perubahan psikologis pada kala I dipengaruhi oleh:
- pengalaman sebelumnya
- persiapan menghadapi persalinan (fisik, mental, materi dsb)
- lingkungan
- mekanisme koping
- sikap terhadap kehamilan

kecemasan menghadapi persalinan intervensinya: kaji penyebab kecemasan, orientasikan ibu terhadap lingkungan , pantau tanda vital (tekanan darah dan nadi), ajarkan teknik2 relaksasi, pengaturan nafas untuk memfasilitasi rasa nyeri akibat kontraksi uterus

kurang pengetahuan tentang proses persalinan intervensinya: kaji tingkat pengetahuan, beri informasi tentang proses persalinan dan pertolongan persalinan yang akan dilakukan, informed consent

kemampuan mengontrol diri menurun (pada kala I fase aktif) intervensinya: berikan support emosi dan fisik, libatkan keluarga (suami) untuk selalu mendampingi selama proses persalinan berlangsung

Manajemen Kebidanan Kala I Persalinan

Manajemen Kebidanan Kala I Persalinan

Jika seorang ibu akan bersalin datang kepada keluarga maka, seorang bidan layaknya dapat menerima ibu dan keluarganya. Seringkali seorang petugas kesehatan terburu-baru dalam memberikan asuhan kepada wanita yang akan bersalalin. Hal ini akan mengakibatkan rasa takut dan kurang percaya dari pihak pasien dan keluarga terhadap bidan, terlebih bila dihadapkan dalam kondisi kegawatan Setelah menerima ibu dan keluarga dengan baik, bidan kemudian melakukan pengkajian terhadap riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan fisik untuk menentukan:
1. Apakah ibu sedang dalam persalinan
2. Ibu dan bayi dalam keadaan baik
3. Apakah ada komplikasi/penyulit
Setelah itu layaknya seorang bidan melakukan diagnosis apakah ibu sudah masuk dalam persalinan yang sesungguhnya atau belum, kemudian menentukan apakah ibu membutuhkan intervensi darurat. Kemudian bidan membuat rencana asuhan. Dari rencana asuhan yang telah ditetapkan kemudian diaplikasikan dan pada akhirnya dievaluasi untuk dinilai keberhasilan atau tidak dari asuhan yang diberikan

Pengumpulan Data

RIWAYAT KESEHATAN
1. Meninjau kartu antenatal untuk:
a. Usia kehamilan
b. Masalah/komplikasi dengan kehamilan yang sekarang
c. Riwayat kehamilan yang terdahulu
2. Menanyakan riwayat persalinan:
a. Bagaimana perasaan ibu
b. Berapa bulan kehamilan ibu sekarang?
c. Kapan ibu mulai merasakan nyeri?
d. Seberapa sering rasa nyeri terjadi? Dan berapa lama berlangsung
e. Seberapa kuat rasa nyeri tersebut?
f. Apakah ibu memperhatikan adanya lendir darah?
g. Apakah ibu mengalami perdarahan dari vagina?
h. Apakah ibu melihat adanya aliran/semburan cairan? Jika ya, kapan?
i. Bagaimana warnanya? Berapa banyak?
j. Apakah bayi bergerak?
k. Kapan terakhir ibu buang air besar? Kencing?
l. Persalinan terdahulu: berapa lama berlangsung? Berat badan bayi?

PEMERIKSAAN FISIK & BAYI
1. Melakukan pemeriksaan fisik
a. Tekanan darah, nadi, suhu tubuh
b. Edema/pembengkakan pada muka, jari, tangan, kaki dan pretibia tungkai bawah
c. Warna pucat pada mulut dan konjungtiva
d. Refleks-refleks
e. Abdomen: luka bekas operasi, TFU, gerakan janin, kontraksi, pemeriksaan leopold’s, penurunan kepala janin
f. DJJ
g. Genital luar: luka, cairan, lendir darah, perdarahan, cairan ketuban
h. Genital dalam: penipisan cerviks, dilatasi, penurunan kepala janin, membran/selaput ketuban
Menilai dan Membuat Diagnosa
Dari temuan pada data diatas maka bidan dapat mengambil keputusan apakah ibu sudah masuk kedalam persalinan sesungguhnya atau belum, jika sudah masuk dalam persalinan yang sesungguhnya maka dalam kala berapa ibu sekarang
Asesmen pada persalinan sesungguhnya:
Persalinan juga harus dicurigai pada ibu dengan umur kehamilan > 22 minggu usia kehamilan, dimana ibu merasa nyeri abdomen berulang dengan disertai cairan lendir yang mengdung darah atau “show”. Agar dapat mendiagnosa persalinan, bidan harus memastikan perubahan cerviks dan kontraksi yang cukup
Bagaimana cara membedakan persalinan sesungguhnya dengan persalinan semu?

PERSALINAN SESUNGGUHNYA
a. Serviks menipis dan membuka
b. Rasa nyeri dengan interval yang teratur
c. interval antara rasa nyeri yang secara perlahan semakin pendek
d. Waktu dan kekuatan kontraksi semakin bertambah
e. Rasa nyeri bagian belakang dan menyebar ke bagian depan
f. Berjalan menambah intensitas
g. Ada hubungan antara tingkat kekuatan kontraksi dengan intensitas rasa nyeri
h. Lendir darah sering tampak
i. Ada penurunan bagian terendah janin
j. Bagian terendah janin sudah terfiksasi di PAP diantara kontraksi
k. Pemberian obat penenang tidak menghentikan proses persalinan yang sesungguhnya

PERSALINAN SEMU
a. Tidak ada perubahan pada cerviks
b. Rasa nyeri tidak teratur
c. tidak ada perubahan interval antara rasa nyeri yang satu dengan yang lain
d. Tidak ada perubahan pada waktu dan kekuatan kontraksi
e. Kebanyakan rasa nyeri di bagian depan
f. Tidak ada perubahan rasa nyeri dengan berjalan
g. Tidak ada hubungan antara tingkat kekuatan kontraksi uterus dengan intensitas rasa nyeri
h. Tidak ada lendir darah
i. Tidak ada kemajuan penurunan
j. Bagian terendah belum masuk PAP walaupun ada kontraksi
k. Pemberian obat penenang yang efisien menghentikan rasa nyeri pada persalinan semu

Membuat Rencana Asuhan
Selama persalinan seorang bidan harus melakukan asesmen dan intervensi agar dapat:
a. Memantau perubahan tubuh ibu untuk menentukan apakah persalinan dalam kemajuan yang normal
b. Memeriksa perasaan ibu dan respon fisik terhadap persalinan
c. Memeriksa bagaimana bayi bereaksi saat persalinan dan kelahiran
d. Membantu ibu memahami apa yang sedang terjadi sehingga ia berperan serta aktif dalam menentukan asuhan
e. Membantu keluarga dalam merawat ibu selama persalinan, menolong kelahiran dan memberikan asuhan pasca persalinan dini
f. Mengenali masalah secepatnya dan mengambil keputusan serta tindakan yang tepat guna dan tepat waktu (efektif dan efisien)

Asesmen yang wajib/harus dimasukkan dalam rencana tindakan:
1. Pemantauan terus menerus kemajuan persalinan menggunakan partograf
2. Pemantauan terus-menerus TTV ibu
3. Pemantauan terus menerus keadaan bayi
4. Memenuhi kebutuhan hidrasi ibu
5. Menganjurkan perubahan posisi dan ambulasi
6. Menganjurkan tindakan yang memberikan pada rasa nyaman
7. Menganjurkan keluarga memberi dukungan

Tabel berikut menguraikan frekuensi minimal penilaian dan intervensi. Jika ibu menunjukkan tanda-tanda komplikasi atau gejala komplikasi atau perubahan kondisi, penilaian harus dilakukan lebih sering
Parameter

Frekuensi pada fase laten Frekuensi pada fase aktif
Tekanan darah Setiap 4 jam Setiap 4 jam
Temperatur/suhu Setiap 4 jam Setiap 4 jam
Nadi Setiap 30 menit Setiap 30 menit
DJJ Setiap 1 jam Setiap 30 menit
Kontraksi uterus Setiap 1 jam Setiap 30 menit
Perubahan cerviks Setiap 4 jam Setiap 2-4 jam
Penurunan bagian Setiap 4 jam Setiap 2-4 jam
terendah janin
Urine Setiap 2 jam Setiap 2 jam

Segera setelah selaput ketuban robek, bidan harus mendengarkan DJJ dan melakukan pemeriksaan dalam untuk memeriksa kemungkinan tali pusat menumbung

Untuk Asuhan Kebidanan Kala I saya terbitkan pada postingan berikutnya

Asuhan kebidanan yang diberikan pada ibu kala I Persalinan

Asuhan kebidanan yang diberikan pada ibu kala I Persalinan

 a. Penggunaan Partograf
Partograf merupakan alat untuk mencatat informasi berdasarkan observasi, anamnesa dan pemeriksaan fisik ibu dalam persalinan dan sangat penting khususnya untuk membuat keputusan klinis selama kala I persalinan.
Kegunaan utama dari partograf adalah :
1. Mengamati dan mencatat informasi kemajuan persalinan dengan memeriksa dilatasi serviks saat pemeriksaan dalam
2. Menentukan apakah persalinan berjalan normal dan mendeteksi dini persalinan lama sehingga bidan dapat membuat deteksi dini mengenai kemungkinan persalinan lama
Bagian-bagian dari partograf :
Partograf berisi ruang untuk pencatatan hasil pemeriksaan yang dilakukan selama kala I persalinan termasuk :
1. Kemajuan persalinan
a) Pembukaan serviks
b) Penurunan kepala janin
c) Kontraksi Uterus
2. Keadaan Janin
a) Djj
b) Warna dan jumlah air ketuban
c) Molase tulang kepala janin
3. Keadaan Ibu
a) Nadi, tekanan darah, suhu
b) Urin : volume dan protein
c) Obat-obatan dan cairan IV
b. Pengurangan Rasa Sakit (pain relief)
1) berdasarkan hasil penelitian, pemberian dukungan fisik, emosional dan psikologis selama persalinan akan dapat membantu mempercepat proses persalinan dan membantu ibu memperoleh kepuasan dalam melalui proses persalinan normal.
2) metode mengurangi rasa nyeri yang dilakukan secara terus menerus dalam bentuk dukungan harus dipilih yang bersifat sederhana, biaya rendah, resiko renedah, membantu kemajuan persalinan, hasil kelahiran bertambah baik dan bersifat sayang ibu.
menurut Varney, pendekatan untuk mengurangi rasa sakit dapat dilakukan dengan cara:
1) menghadirkan seseorang yang dapat memberikan dukungan selama persalinan (suami, orang tua)
2) pengaturan posisi :duduk atau setengah duduk, posisi merangkak, berjongkok atau berdiri, berbaring miring ke kiri
3) relaksasi dan pernafasan
4) istirahat dan privasi
5) penjelasan mengenai proses/kemajuan/prosedur yang akan dilakukan
6) sentuhan
beberapa teknik dukungan untuk mengurangi rasa sakit
1) kehadiran seorang pendamping yang terus menerus, sentuhan yang nyaman, dan dorongan dari orang yang memberikan support
2) perubahan posisi dan pergerakan
3) sentuhan dan massase
4) counterpressure untuk mengurangi tegangan pada ligament
5) pijatan ganda pada pinggul
6) penekanan pada lutut
7) kompres hangat dan kompres dingin
8) berendam
9) pengeluaran suara
10) visualisasi dan pemusatan perhatian (dengan berdoa)
11) musik yang lembut dan menyenangkan ibu
c. Persiapan Persalinan
1) Persiapan bagi ibu
a) Bersihkan daerah genitalia eksterna
b) Kosongkan rectum dan kandung kemih
c) Pakaian diganti dengan yang longgar
2) Persiapan alat
a) Beberapa pasang sarung tangan steril
b) Gunting tali pusat
c) Beberapa klem tali pusat dan klem lainnya
d) Benang atau plastik klem untuk tali pusat
e) Alat pengisap lendir bayi
f) Iodin
g) Alat-alat untuk penjahit luka
h) Obat-obatan dan jarum suntiknya
i) Kain kasa steril dan sebagainya
Dalam kala I pekerjaan penolong persalinan adalah mengawasi wanita in partu sebaik-baiknya dan melihat, apakah semua persiapan persalinan sudah dilakukan. Member obat atau melakukan tindakan hanya apabila ada indikasi untuk ibu maupun anak
Pada seorang primigravida aterm umumnya kepala janin sudah masuk PAP pada kehamilan 36 minggu, sedangkan pada multigravida baru pada kehamilan 38 minggu. Pada kala I, apabila kepala janin telah masuk sebagian ke dalam PAP serta ketuban belum pecah, tidak ada keberatan wanita tersebut duduk atau berjalan-jalan di sekitar kamar bersalin. Tetapi umumnya wanita tersebut lebih suka berbaring karena sakit ketika ada his. Berbaring sebaiknya ke sisi, tempat punggung janin berada. Cara ini mempermudah turunnya kepala dan putaran paksi dalam. Apabila kepala janin belum turun ke dalam pintu atas panggul, sebaiknya wanita tersebut berbaring terlentang, karena bila ketuban pecah, mungkin terjadi komplikasi-komplikasi, seperti prolaps tali pusat, prolaps tangan, dan sebagainya. Apabila his sudah sering dan ketuban sudah pecah, wanita tersebut harus berbaring.
Pemeriksaan luar untuk menentukan letak janin dan turunnya kepala hendaknya dilakukan untuk memeriksa kemajuan partus, di samping dapat dilakukan pula pemeriksaan rectal atau per vaginam. Hasil pemeriksaan per vaginam harus menyokong dan lebih merinci apa yang dihasilkan oleh pemeriksaan luar. (Wiknjosastro, 2005 : 192)
Pemeriksaan dalam diperlukan untuk menilai :
1) Vagina, terutama dindingnya, apakah ada bagian yang menyempit
2) Keadaan serta pembukaan serviks
3) Kapasitas panggul
4) Ada atau tidaknya penghalang (tumor) pada jalan lahir
5) Sifat fluor albus dan apakah ada alat yang sakit umpamanya bartholinitis dll
6) Pecah tidaknya ketuban
7) Presentasi kepala janin
8) Turunnya kepala dalam ruang panggul
9) Penilaian besarnya kepala terhadap panggul
Pada kala I wanita in partu dilarang mengedan
d. Pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologis ibu dan keluarga
a. mengatur posisi
anjurkan ibu untuk mengatur posisi yang nyaman selama persalinan, anjurkan suami atau pendamping untuk membantu ibu mengatur posisi. ibu boleh berjalan, berdiri atau jongkok (membantu proses turunnya bagian terendah janin). berbaring miring (memberi rasa santai, memberi oksigenisasi yang baik ke janin, mencegah laserasi) atau merangkak(mempercepat rotasi kepala janin, peregangan minimal pada perineum, baik pada ibu yang mengeluh sakit punggung). posisi terlentang kurang dianjurkan karena dapat menyebabkan menurunnya sirkulasi darah dari ibu ke plasenta berdampak pada terjadinya hipoksia janin.

b. pemberian cairan dan nutrisi
berikan ibu asupan makanan ringan dan minum aior sesering mungkin agar tidak terjadi dehidrasi. dehidrasi dapat memperlambat kontraksi/ kontraksi menjadi kurang efektik

c. eliminasi
Buang Air Kecil (BAK)
anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya secara rutin setiap 2 jam sekali atau lebih sering atau jika kandung kemih penuh. anjurkan ibu untuk berkemih di kamar mandi, jangan dilakukan kateterisasi kecuali ibu tidak dapat berkemih secara normal. tindakan kateterisasi dapat menimbulkan rasa sakit dan menimbulkan resiko infeksi serta perlukaan pada kandung kemih.
kandung kemih yang penuh dapat menyebabkan:
a. memperlambat turunnya bagian terendah janin
b. menimbulkan rasa tidak nyaman
c. meningkatkan resiko perdarahan pasca persalinan akibat atonia uteri
d. mengganggu penatalaksanaan distosia bahu
e. meningkatkan resiko infeksi saluran kemih pascapersalinan
Buang Air Besar (BAB)
anjurkan ibu untuk BAB jika perlu. jika ibu ingin merasakan BAB saat fase aktif harus dipastikan apakah yang dirasakan ibu bukan disebabkan oleh tekanan pada rektum, jika ibu belum siap melahirkan diperbolehkan BAB di kamar mandi
tindakan klisma tidak dianjurkan dilakukan secara rutin karena dapat meningkatkan jumlah feses yang keluar pada kala II dan dapat meningkatkan resiko infeksi.

d. Mencegah Infeksi
menjaga lingkungan yang bersih sangat penting untuk mewujudkan kelahiran yang bersih dan aman bagi ibu dan bayi. kepatuhan dalam menjalankan praktek2 pencegahan infeksi yang baik juga akan melindungi penolong dan keluarga dari resiko infeksi
anjurkan ibu untuk mandi dan mengenakan pakaian yang bersih sebelum persalinan. anjurkan pada keluarga untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan kontak dengan ibu atau bayi baru lahir(BBL)
gunakan alat2 steril atau desinfeksi tingkat tinggi (DTT) dan sarung tangan pada saat diperlukan dalam melakukan pertolongan persalinan.

e. Tanda bahaya kala I
1) Bandle ring
2) Peningkatan tekanan darah 10-20 mmHg atau > 15 mmHg
3) Primi >8 jam
4) Multi >6 jam
5) Primi Ø 1 cm lebih dari 1 jam
6) Multi Ø 1 cm lebih dari 30 menit

Menentukan Usia Kehamilan

Menentukan usia kehamilan

Mempergunakan rumus naegle
  1. Umur kehamilan berlangsung selama 288 hari
  2. Perhitungan kasar menggunakan HPHT
  3. Dapat menetapkan perkiraan kelahiran (TP/HPL)
TP : Hari + 7 , Bulan – 3, Tahun + 1
Contoh : HPHT 15 mey 2008
maka TP : 22 februari 2009


Gerakan pertama fetus
Perkiraan terjadinya gerakan pertama fetus pada 16 minggu ( akan tetapi perkiraan ini tidak tepat)


Perkiraan tingginya fundus uteri
  1. Tepat pada kehamilan pertama
  2. Tidak tepat pada kehamilan kedua Penentuan umur hamil dengan ultrasonografi dengan mengukur bagian janin :
  1. Diameter kantong gestasi
  2. Jarak kepala-bokong
  3. Jarak tulang biparietal
  4. Lingkaran perut
  5. Panjang tulang femur
Menghitung dengan cara Spiegelberg
dengan mengukur tinggi fundus uteri dari simfisis, maka diperoleh tabel :
Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uteri
22-28 minggu 24-25 cm di atas simfisis
28 minggu 26,7 cm di atas simfisis
30 minggu 29,5-30 cm di atas simfisis
32 minggu 29,5-30 cm di atas simfisis
34 minggu 31 cm di atas simfisis
36 minggu 32 cm di atas simfisis
38 minggu 33 cm di atas simfisis
40 minggu 37,7 cm di atas simfisis
Menghitung dengan cara Mac Donald : adalah modifikasi Spegelberg, yaitu jarak fundus – simfisis dalam cm dibagi 3,5 merupakan tuanya kehamilan dalam bulan 

Menurut Ahfeld : yaitu dengan mengukur kepala-bokong = 0,5 panjang anak sebenarnya
Con : jarak kepala-bokong janin adalah 20 cm maka tua kehamilan adalah 8 bulan 

Rumus Johnson-Tausak :
BB = (mD-12)x155
BB= Berat badan ; mD = jarak simfisis – fundus uteri

Dengan menggunakan lingkaran kehamilan

Dengan Menggunakan rumus :
Con : Hpht 15 – 01 - 2009
Tgl Pemeriksaan : 20-6-2009
20 – 6 – 2009
15 – 1 – 2009
5 5 5 hari dan 5 bulan
5 bulan dijadikan dalam satuan minggu
5 bulan dijadikan dalam satuan minggu
= 5 x 4 (1/3)
= 5 x 4 , 5 x 1/3
= 20 minggu, 1 minggu 2/3
= 20 minggu + 1 minggu + 5 hari
Maka usia kehamilan sekarang adalah :
20 minggu + 1 minggu + 5 hari + 5 hari
= 21 minggu + 10 hari
= 22 minggu + 3 hari / 22-23 minggu