Konsep Senam Nifas

Pengertian senam nifas
Senam nifas adalah gerakan untuk mengembalikan otot perut yang kendur karena peregangan selama hamil. Tak ada yang perlu dikhawatirkan dalam melakukan latihan ini jika timbul rasa nyeri sebaiknya dilakukan perlahan tapi jangan tidak melakukannya sama sekali. Senam ini dilakukan sejak hari setelah melahirkan hingga hari kesepuluh, dalam pelaksanaannya harus dilakukan secara bertahap yang dimulai dari tahap yang paling sederhana hingga yang dengan mengulang gerakan (Hariningsih, 2004). Senam nifas adalah senam yang dilakukan untuk mengembalikan kekendoran otot dinding perut dan mengembalikan kekencangan otot dasar panggul dan otot liang senggama (Mochtar, Rustam, 1998, hlm. 229).

Senam nifas adalah senam yang dilakukan sejak hari pertama melahirkan setiap hari sampai hari yang kesepuluh. Tentu saja senam ini dilakukan pada saat sang ibu benar-benar pulih (Muhammad Taufik, 2008). Setelah persalinan seorang ibu baru memasuki masa pemulihannya dan perlahan kembali kekondisi semula, tindakan tirah baring dan senam pasca persalinan membantu proses fisiologis ini secara perlahan. Senam nifas adalah untuk mempertahankan dan untuk meningkatkan sirkulasi ibu pada masa post partum segera ketika ia mungkin beresiko mengalami trombosis vena atau komplikasi sirkulasi lain (Eileen Brayshaw, 2007).

Manfaat senam nifas
Adapun beberapa manfaat senam nifas adalah :
  1. Memperbaiki elastisitas otot-otot yang telah mengalami penguluran.
  2. Meningkatkan ketenangan dan mempelancar sirkulasi darah.
  3. Mencegah pembuluh darah menonjol, terutama di kaki.
  4. Menghindari pembengkakan pada pergelangan kaki.
  5. Mencegah kesulitan buang air besar dan buang air kecil. f. Mengembalikan rahim pada posisi semula
  6. Mempertahankan postur tubuh yang baik.
  7. Mengembalikan kerampingan tubuh.
  8. Membantu kelancaran pengeluaran ASI (Huliana,Mellyana, 2003)
  9. Manfaat senam nifas adalah untuk membantu memperbaiki sirkulasi darah, memperbaiki sikap tubuh dan punggung setelah melahirkan, memperbaiki otot tonus, pelvis, dan perenggangan otot abdomen atau disebut juga pasca persalinan dan memperbaiki juga memperkuat otot panggul (Muhammad Taufik, 2008)

Umumnya, wanita yang habis melahirkan kerap mengeluhkan bentuk tubuhnya yang melar. Meski harusnya dimaklumi, akibat membesarnya otot rahim karena pembesaran sel maupun pembesaran ukurannya selama hamil. Selain otot perut pun jadi memanjang sesuai pertumbuhan kehamilan. Setelah melahirkan, otot-otot tersebut akan mengendur. Belum lagi kondisi tubuh yang kurang prima lantaran letih dan tegang. Sementara peredaran darah dan pernapasan belum kembali normal. Hingga untuk membantu mengembalikan tubuh ke bentuk dan kondisi semula, tak bisa lain harus dengan latihan senam nifas yang teratur .

Manfaat lain senam nifas juga untuk mengencangkan otot perut, liang sanggama, otot-otot sekitar vagina maupun otot-otot dasar panggul, disamping melancarkan sirkulasi darah. Senam nifas sebaiknya dilakukan dalam waktu 24 jam setelah melahirkan, lalu secara teratur setiap hari. Sayangnya, para ibu kerap merasa takut melakukan gerakan demi gerakan setelah persalinan. Padahal 6 jam setelah persalinan normal atau 8 jam setelah operasi sesar, ibu sudah boleh melakukan mobilisasi dini, termasuk senam nifas. Dengan melakukan senam nifas segera mungkin, hasil yang didapat pun diharapkan bisa optimal. Tentunya lakukan secara bertahap (Khasanah,2008).

Dengan melakukan senam nifas, kondisi umum ibu jadi lebih baik. Rehabilitasi atau pemulihan jadi bisa lebih cepat, contohnya kemungkinan terkena infeksi pun kecil karena sirkulasi darahnya bagus. Selain menumbuhkan atau memperbaiki nafsu makan, hingga asupan makannya bisa mencukupi kebutuhannya. Paling tidak, dengan melakukan senam nifas, ibu tak terlihat lesu ataupun emosional.

Bentuk latihan senam antara ibu yang habis melahirkan normal dengan yang sesar tidaklah sama. Pada mereka yang sesar, beberapa jam setelah keluar dari kamar operasi, pernapasanlah yang dilatih guna mempercepat penyembuhan luka. Sementara latihan untuk mengencangkan otot perut dan melancarkan sirkulasi darah di tungkai baru dilakukan 2-3 hari setelah ibu dapat bangun dari tempat tidur. Sedangkan pada persalinan normal, bila keadaan ibu cukup baik, semua gerakan senam bisa dilakukan.
Secara umum melahirkan adalah peristiwa berdurasi panjang, yang berarti bahwa ibu mungkin merasa lelah dan sakit serta sistem reproduksinya akan memerlukan waktu untuk pulih dari melahirkan itu sendiri (Helen, Varney, 2003)

Umumnya, para ibu post partum takut melakukan banyak gerakan. Sang ibu biasanya khawatir gerakan-gerakan yang dilakukannya akan menimbulkan dampak yang tidak diinginkan. Padahal, apabila ibu bersalin melakukan ambulasi dini, itu bisa memperlancar terjadinya proses involusi uteri (kembalinya rahim ke bentuk semula). Salah satu aktivitas yang dianjurkan untuk dilakukan para ibu setelah persalinan adalah senam nifas. Senam ini dilakukan sejak hari pertama setelah melahirkan hingga hari kesepuluh. Dalam pelaksanannya, harus dilakukan secara bertahap, sistematis, dan kontinyu. Tujuan senam nifas ini di antaranya memperbaiki sirkulasi darah, memperbaiki sikap tubuh setelah hamil dan melahirkan, memperbaiki tonus otot pelvis, memperbaiki regangan otot abdomen atau perut setelah hamil, memperbaiki regangan otot tungkai bawah, dan meningkatkan kesadaran untuk melakukan relaksasi otot-otot dasar panggul.

Ada beberapa cara senam nifas :
a. Asuhan senam nifas atau latihan fisik:
1) Mengajarkan latihan ringan tertentu yang membantu memperkuat tonus otot jalan lahir dan dasar panggul.
2) Menjelaskan pentingnya pengembalian otot-otot perut dan panggul kembali normal. Ibu akan merasa telah kuat dan menyebabkan otot perutnya menjadi kuat sehingga mengurangi rasa sakit pada punggung. Jelaskan bahwa latihan atau senam beberapa menit setiap hari sangat membantu, seperti:
a) Latihan pernapasan dan otot perut:
(1) Dengan tidur telentang
(2) Lengan disamping
(3) Menarik otot selagi menarik nafas
(4) Tahan napas kedalam dan angkat dagu ke dada; tahan 1 hitungan sampai 5

b) Latihan memperkuat tonus otot vagina (latihan kegel)
(1) Kerutkan otot vagina dan anus seperti menahan kencing dan buang air besar dan tahan sampai hitungan 5.
(2) Kendurkan dan ulangi latihan sebanyak 5 kali.
(3) Mulai dengan menggerakkan 5 kali latihan untuk setiap gerakan, setiap minggu naikkan jumlah latihan 5 kali lebih banyak.
(4) Pada minggu ke 6 setelah persalinan ibu harus mengerjakan setiap gerakan sebanyak 30 kali.

b. Menurut Mellyna Huliana :
  1. Pakaian dilonggarkan, tidur telentang dengan satu bantal kedua lutut lurus dan tangan disamping badan.
  2. Letakkan kedua telapak tangan diatas perut, yaitu di sekitar pusat sebagai perangsang.
  3. Tidur telentang dengan satu bantal, kedua lutut dibengkokkan setengah tinggi dan telapak kaki rata pada kasur.
  4. Tidur telentang dengan satu bantal, kedua lutut dibengkokkan setengah tinggi, lurus dan dirapatkan. Tangan terentang di samping dengan bahu lurus.
  5. Duduk tegak berdiri, kedua tangan saling berpegangan pada lengan bawah dekat siku. Angkat siku sejajar dengan bahu.
  6. Berdiri dengan kedua tangan di belakang punggung.
  7. Tidur terlentang tanpa bantal dan tangan di samping badan, kerutkan pantat, kempeskan perut sehingga bahu menekan kasur, ulurkan leher dan lepaskan.
  8. Posisi duduk atau berdiri, kedua tangan diletakkan di atas sendi bahu.
  9. Berdiri dengan kaki sedikit direnggangkan. (Mellyna, Huliana, 2003)

Menurut Biro Hukum Dan Humas Dep.Kes. RI, latihan senam nifas terdiri dari :
  1. Latihan menarik nafas.Bantal kecil diletakkan dibawah bahu dengan kedua tangan dibawah kepala, wanita menarik nafas panjang dan pelan-pelan.
  2. Berulang-ulang mengangkat dan menurunkan tungkai, untuk memperkuat otot-otot perut.
  3. Mengangkat tungkai untuk kemudian secara pelan-pelan menurunkannya.
  4. Mengangkat kepala dan bahu untuk memperkuat tonus otot-otot perut.
  5. Bangun dari sikap berbaring ke sikap duduk dengan meluruskan kedua lengan.
  6. Bangun dari sikap berbaring ke sikap duduk dengan menarik kedua tangan dibelakang kepala (Biro Hukum Dan Humas Dep.Kes. RI, 1997)
Latihan senam post partum harus dilakukan sesegera mungkin. Ibu harus mulai dengan latihan senam yang sederhana kemudian dilanjutkan dengan gerakan yang lebih berat, yang dijelaskan dalam bentuk lampiran.
(Bobak, 2002, hlm. 533).

Perawatan Perianal

Perawatan pada daerah yang tertutup popok sangat penting dilakukan

1. Ganti Popok Usai Mengompol
Ruam kulit bisa timbul karena popok yang basah. Segera ganti popoknya begitu ia kencing. Kalau si kecil menggunakan diapers, sering-seringlah memeriksanya. Jangan sampai membiarkan genangan air seni atau tinja di dalam diapers. Sebaiknya ganti diapers 3-4 jam sekali. Kecuali jika ia buang air besar, harus langsung diganti.

2. Kulit Senantiasa Kering
Usahakan kulit bayi dalam keadaan kering. Jika ia baru mengompol, segera basuh dengan air menggunakan waslap. Keringkan dengan kain yang lembut atau dengan cara menepuk-nepuknya. Bila perlu olesi salep kulit atau krim di daerah lipatan leher, ketiak, paha, dan pantat. Tak perlu menambahkan bedak karena tidak cocok untuk menangani ruam popok. Salep kulit/krim ini bisa mengurangi rasa gatal dan merah-merah yang timbul. Sebaiknya, beli berdasar resep dokter atau produk yang sudah dianjurkan dokter.

3. Pakai Sabun Khusus
Gunakan sabun khusus yang tidak menimbulkan iritasi pada kulit. Hindari pemakaian sabun pada daerah yang terkena peradangan.

4. Longgarkan Popok
Jangan mengikat popok terlalu kuat. Hindari juga penggunaan popok/celana yang terbuat dari plastik, karet, nilon, atau bahan lain yang tidak menyerap cairan.

5. Beri Udara Bebas
Sesekali biarkan daerah alat kelamin terkena udara bebas. Untuk beberapa saat lamanya (biasanya setelah mandi), biarkan si kecil tanpa celana.

Mengatasi Ruam Popok

Warna kemerahan merupakan tanda awal terjadinya ruam popok, cukup dengan melakukan langkah pencegahan, biasanya ruam popok dapat sembuh sendiri. Dapat ditambahkan krim pelindung kulit khusus bayi yang mengandung zinc oxide atau petroleum untuk mencegah kontak dengan urin dan feses.Gantilah popok dengan popok sekali pakai yang mengandung gel berdaya serap tinggi (superbasorbent gelling material) dan hindarkan penggunaan yang terlalu kencang. Untuk sementara, hindari penggunaan tisu basah (baby wipes) karena dapat menambah iritasi pada area popok, lebih baik gunakan air dan sabun. Jika tidak sembuh juga, curigai kemungkinan adanya infeksi jamur atau bakteri dan penyakit lain.

Penanganan Ruam Popok
Banyak sekali macam gangguan masalah kulit pada bayi gangguan kulit pada bayi biasanya disebabkan banyak hal, misalnya : terjadinya ruam popok akibat pemakaian popok yang menimbulkan merah pada kulit bayi. Ruam popok ini kerap menjadi masalah pada bayi baru lahir.
  1. Jika menggunakan popok dari kain, sebaiknya haruslah terbuat dari bahan katun yang lembut. Janganlah terlalu ketat menggunakan diaper, hal ini agar kulit bayi tidak tergeser.
  2. Sebaiknya perhatikanlah daya tampung dari diaper itu. Jika telah menggelembung atau menggantung, sebaiknya segeralah tukar dengan yang baru
  3. Cobalah menghindari pemakaian diaper yang terlalu sering. Gunakanlah diaper disaat-saat yang membutuhkan sekali.
  4. Janganlah ada sisa urine/kotoran saat membersihkan kulit bayi karena kulit yang tidak bersih akan sangat mudah mengalami ruam popok.
  5. Jangan lupa menggunakan sabun jika kulit bayi yang tertutup diaper terdapat merah dan kasar.

Berbagai Obat Atasi Ruam Popok
  1. Kategori obat: pelindung kulit. Dalam kategori ini adalah obat-obat yang aman dan dijual bebas memiliki cara kerja melindungi kulit. Misalnya obat oles yang mengandung seng oksida (zinc oxide), bekerja sebagai antiseptik, menyejukkan kulit, dan mempercepat penyembuhan, juga petrolatum atau lanolin yang menahan air dalam kulit dan mencegah iritasi.
  2. Kategori obat: Anti jamur, Dipakai bila dicurigai ada infeksi jamur atau telah terbukti dengan pemeriksaan laboratorium. Biasanya yang digunakan adalah krim atau salep nistatin, klotrimazol, atau econazole nitrat, bekerja mematikan dan mencegah pertumbuhan jamur lebih lanjut.
  3. Kategori Obat: Steroid Topikal (dioleskan di kulit) Bekerja mengurangi peradangan. Misalnya obat yang mengandun hidrokortison. Penggunaannya perlu hati-hati karena efek sampingnya. Dapat diserap tubuh jika dipakai berlebihan dan justru dapat memperparah ruam popok jika ternyata disertai oleh infeksi jamur atau bakteri.
  4. Kategori Obat : Antibiotika Topikal. digunakan untuk mengobati ruam popok yang terinfeksi bakteri.